Judul Film : My Stupid Boss
Durasi : 108 menit
Bahasa : Indonesia
Sutradara : Upi
Pemeran : Bunga Citra Lestari (Kerani/Diana)
Reza Rahadian (Bossman)
Alex Abbad (Dika)
dll.dll
Jadiiiiiiiiii, seminggu lalu aku diajak nonton--
Kayaknya udah telat ya aku nge review sekarang? Kayaknya filmnya udah keburu out dari bioskop? :'v bodo amat.
Film ini diangkat dari sebuah buku yang merupakan kisah nyata si penulis (Chaos@work) selama bekerja di sebuah perusahaan(?) di Malaysia.
Jadi, Diana itu mempunyai seorang suami yang kerjanya pindah ke sana-kemari. Nah, suatu waktu, terdamparlah mereka di Kuala Lumpur. Awalnya, Diana enggak kerja. Tetapi dia bukanlah tipe wanita pendiam, jadi dia memutuskan untuk bekerja. Atas rekomendasi suaminya yaitu Dika, Diana pun mencoba melamar ke salah satu kantor milik sahabat suaminya, Bossman.
Diana pikir, bekerja di perusahaan milik sahabat suaminya akan membuat segalanya lebih mudah, karena kebetulan Bossman itu juga orang Indonesia. Tetapi kenyataan jauh dari angan-angan. Masuk ke sana sama aja dengan nyiksa diri sendiri.
Bossman itu adalah orang paling hcsdkjhfdkhjgr90578%^%$^%^(&hcdjsv sedunia. Paham kan? Alien. Makhluk Halus. Iblis. Absurd. Tidak ada yang pernah bisa mengertinya. Umpamanya gini, kalo para karyawan berada dalam gelombang FM, maka si Bossman berada di jalur gelombang AM.
Hari demi hari dilalui Diana sambil sakit hati. Tidak banyak yang bisa dilakukannya. Dia terikat kontrak dengan perusahaan. Jika dia berhenti sebelum waktunya, dia harus membayar sisa kontrak ke perusahaan. Dan sebaliknya, jika si Bossman memecatnya, Bossman harus membayar sisa kontrak ke Diana. Saat di rumah, dia tidak henti-hentinya membicarakan Bossman kepada Dika, suaminya. Sebagai tanggapan, Dika hanya membalas, "Itu memang sudah sifat alamiahnya."
Namun suatu hari, terinspirasi dari motivasi suaminya, Diana mendapat ide. Dia berjuang menang 'melawan' sikap Bossman dengan cara-cara tak terduga. Misalnya memotong kabel yang menghubungkan pengeras suara (karena si Bossman terus menerus memanggil Diana lewat pengeras suara), lalu meneror Bossman yang sedang di luar negeri dengan meneleponnya terus-terusan, dan banyak hal lagi.
Menyenangkan melakukannya. Tetapi sayangnya sikap Bossman sama sekali tidak berubah. Bahkan suatu hari si Bossman melakukan kesalahan fatal dengan menuduh Diana telah melakukan korupsi.
Jeng.Jeng.Jeng.
Diana mengamuk. Dia tidak peduli lagi dengan masalah kontrak dan gaji yang belum dibayarkan kepadanya. Dengan tegas, Diana memutuskan untuk tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut--meskipun sang suami sudah mencoba menasehati Diana bahwa sebenarnya si Bossman memiliki hati yang baik. Daripada kembali ke perusahaan, Diana memilih bersenang-senang dengan kehidupan pribadinya.
Di sisi lain, ketidakhadiran Diana menciptakan atmosfir baru di kantor. Teman-teman sekantornya merasa 'sepi', bahkan Bossman tampak gusar. Tanpa kenal lelah, Bossman tak berhenti membujuk Diana agar kembali bekerja di perusahaan dengan berbagai cara.
Cara apa yang digunakan Bossman untuk membujuk Diana kembali bekerja?
Berhasilkan si Bossman itu membujuknya?
***
Well, langsung saja. Menurutku film ini lumayan. Yeah, lumayan. Tidak banyak yang bisa kujabarkan. Aku tidak begitu mengerti teknik pengambilan gambar jadi kupikir latar dan segalanya itu fine-fine saja. Bahkan kelas sosial 'Diana' sudah digambarkan dengan baik. Aku suka tempat tinggal Diana dan suaminya yang amat penuh warna dan unik.
Hanya saja kalo masalah akting pemeran dan tema komedinya itu.... Aku ragu apakah bisa dibilang 'baik'. Reza adalah aktor favorit aku. Dan dia bermain dengan sangat baik di setiap perannya. Di film ini juga bagus aktingnya, tapi kupikir Reza lebih cocok bermain dalam tema drama, slice of life, atau romance. Pendapatku tentang BCL juga sama.
Di tambah, sekali dua kali lelucon yang dipakai dalam bahasa Melayu sejujurnya membuatku melongo. Aku orang Pontianak dan bahasa ibu di sini adalah bahasa Melayu, tetapi entah mengapa aku kurang ngeh dengan percakapan di film. Percakapannya terlalu cepat, sepertinya. Ada juga adegan-adegan yang menurutku alay dan mengganggu. Contohnya ketika semua karyawan menari...........
Memang sih, lucu enggak lucu itu relatif, subjektif. Aku pribadi selama menonton tidak begitu banyak tertawa sebagaimana yang aku harapkan. Filmnya ya...gitu-gitu aja. Aku enggak tahu apa yang menyebabkan film ini menjadi enggak seseru itu. Mungkin karena aku sudah menonton trailernya, mungkin juga karena aku sudah membaca sedikit isi bukunya, atau mungkin aja karena si bossman itu--daripada lucu, lebih ke menyebalkan.
Ada sih yang membuatku tertawa habis-habisan, seperti tawa panjang Diana yang amat sangat meneror atau ketika...yah, sebaiknya tidak usah spoiler.
Pada akhirnya, aku lebih tertarik dengan adegan yang menggambarkan 'sisi lain Bossman' daripada komedi-komedi yang ditamplikan.
Sekali lagi, lumayan.
Lalu, siapa aktor favoritku?
NAH, ini diaaaaaaaaaaaaaa
Yang sebelah kiri |
Yeay, itulah dia Alex Abbad alias Dika alias suaminya Dianaaaaaaaaaa. Enggak tahu kenapa jatuh hati banget sama aktor ini, ngalahin Reza (mau gimana lagi, di film ini Reza gemuk, menyebalkan, dan kepalanya itu loh...) . Aku suka gayanya yang aaakhhhhhhhh lagi tipe-gue-banget-sekarang hahahaha (enggak, ini becanda, aku nyaris belum pernah mengenal seorang berewokan dan rambut agak panjang. Kalo pun ada aku enggak ingat dan artinya adalah dia-bukan-tipeku. Kebetulan aja Alex Abbad ini pas banget gayanya.) Rasa-rasanya di film ini, hanya suaminya Dianalah yang paling waras dan menenangkan.
Catatan : Di bioskop banyak yang ketawa kok. Jadi mungkin selera humor aku aja yang agak aneh. Silahkan nonton kalo mau, jangan yang bajakan ya :p .
Btw, di luar filmnya, aku mau mengkritik tempat aku nonton. Jadi selama aku nonton, sound nya beberapa kali mati dan itu menyebalkan sekali. Lebih menyebalkan karena matinya pas-pas lelucon. Ckckck.
0 comments