Dear,
guru-guru saya. Apakabar? Semoga kalian baik-baik saja.
Ada
sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada kalian, mungkin penting, mungkin
tidak, saya hanya ingin menyampaikannya..
Bapak,
Ibu.. Guru saya tersayang, kita semua tahu tiga tahun bukanlah waktu yang
singkat, tiga tahun amatlah lama sehingga saya seperti ini.....
Menit
demi menit kita lewati, minggu demi minggu kita lewati, hingga bulan berganti
tahun. Waktu terus bergulir guruku, itu bukan waktu yang singkat, pernah ada
amarah, pernah ada tawa, air mata...
Tetapi
entah mengapa, di waktu-waktu yang mereka katakan lama itu, terasa amat
sebentar saya rasakan, terasa amat sebentar saat saya bersama kalian.. saat
saya menghabiskan waktu-waktu terbaik saya untuk belajar dari kalian.
Pak,
Bu, di saat-saat itu, pendapat kita seringkali amat berbeda, saat kita
terkadang sama-sama menganggap pendapat kita yang paling benar,
mempertahankannya, hingga sama-sama merasa jengkel, entahlah...
Jujur,
tentu saya pernah merasa kesal dengan kalian, merasa kalian telah salah pada
saya, tidak menyayangi kami murid-murid kalian, tidak adil. Tapi perbandingan
antara kita pastilah jauh sekali, guruku. Kami pastilah lebih sering menyakiti
kalian dengan cara kami sendiri, sengaja atau tidak. Dan perasaan marah saya
hanyalah perasaan anak-anak yang selalu ingin dituruti keinginannya.. Jadi kami, terutama saya, benar-benar minta
maaf kepada kalian, guru-guru terbaik saya, atas beberapa keadaan saat mungkin
kami menyakiti kalian, melawan kalian.
Walau
‘mungkin’ kita terkadang sama-sama menyebalkan. Saya saaaaaangaaat menyayangi
kalian. Sungguh. Kalian adalah orang yang sangat saya hormati, saya kagumi,
saya idolakan. Kalianlah inspirasi saya. Kalianlah salah satu orang dimana saya
ingin berlari memeluk kalian, lantas berbisik mengucap terimakasih, betapa saya
amat menyayangi kalian, mencintai kalian sebagai guru kami. Betapa saya akan
merindui kalian nanti saat saya mungkin telah pergi jauh, menggapai cita-cita.
Terimakasih,
terimakasih untuk tiga tahun yang panjang ini, terimakasih telah membuat saya
menjadi sosok yang berharga, yang spesial, yang dapat mengerti, yang dapat
memahami.
Terimakasih,
karena telah mengantarkan saya untuk menggapai langit, mengambil segumpal awan,
bersenang-senang bersama burung yang terbang diangkasa, menikmati indahnya
pelangi, sedangkan kalian tetap rela menginjak bumi, ikut tersenyum senang,
mendongak menatap saya, kami, yang telah terbang jaaauuuuh ke langit.
Bapak,
Ibu, kalianlah yang paling kaya hatinya, kalianlah yang paling luas hatinya, kalianlah
orang yang paling dermawan yang pernah saya temui, tulus sekali mengajar kami,
lapang hati memberikan kami ilmu yang amat berharga...
Terimakasih...
kalian adalah orang-orang hebat, luar biasa, keren, menaungi saya dan
teman-teman agar terlindung dari kejahatan duniawi, menjadi tembok kokoh
disekitar kami, lewat ilmu yang kalian berikan, lewat pengertian dan pemahaman
yang kalian ajarkan.. sungguh beruntung saya memiliki guru-guru super seperti
kalian, guru-guru terbaik.. yang menyayangi kami, yang melindungi kami..
Terimakasih
sudah mengajarkan saya kejujuran dalam artian yang sebenarnya, mendorong saya
untuk melewati setiap ujian sulit dengan ketulusan, pengertian, kesabaran, dan
terutama kejujuran.. Terimakasih, karena telah menjadi pahlawan untuk saya,
untuk kami...
Maafkan
saya juga, karena saya tidak dapat mengucap begitu banyak kata maaf dan
terimakasih secara langsung, jujur saja, saya amat malu melakukannya, jadi
hanya lewat tulisan inilah saya bisa berkata-kata, tanpa ada yang bisa melihat air
mata yang menetes, ataupun wajah yang merah padam. Semoga saja tulisan ini
tersampaikan untuk kalian, semoga saja...
Guru
saya tersayang, ada banyak sekali yang seharusnya terucapkan, hitam, putih,
warna warni kenangan dan perasaan, selalu banyak kata untuk kalian, sepucuk
surat sebenarnya takkan cukup, apalagi hanya dengan untaian puisi yang paling
indah sekalipun, tapi kali ini, cukuplah ini yang bisa saya tuliskan. Kalian
adalah segala-galanya untuk saya, terimakasih, sungguh terimakasih.
*25 Januari 2014
....
Tulisan asli ini ada dibuku tulis saya tertanggal 25 Januari 2014, kemudian saya posting di blog lama saya beberapa hari setelah selesai ujian nasional, setelah itu, postingan ini saya hapus dari blog lama dan saya pindah ke sini. :)
0 comments