![]() |
Karena nulisnya jam 2 pagi di laptop kantor karena tadi mau kerja, jadi ga punya foto proper, jadi ini aja ya, agak narsis sedikit. |
Pernah ada satu hari di mana aku benar-benar merenung serius;
"Aku ingin menjadi orang seperti itu."
Sampai kemudian aku ke kota ini dan melihat seseorang yang tidak kusangka benar-benar ada. Jakarta memang punya banyak cerita. Tidak hanya tentang gedung tingginya, atau keretanya. Tapi juga orang-orangnya.
Sebenernya sejak di Jakara, ada banyak orang baik yang kutemui, maksudku, hampir semuanya baik. Rekan kerja di timku juga baik. Ini jugalah alasan butuh berbulan-bulan buatku untuk menulis tentang ini di blog dan bahkan sampai hari ini tidak bisa menuliskannya dengan tepat.
Beliau adalah orang pertama yang membuatku benar-benar berpikir "aku ingin memiliki kebaikan seperti itu."
Pernah satu momen, aku dimintai tolong sesuatu, hanya karena 'mendengar' kemampuanku dalam design. Mungkin itu kali pertamanya aku benar-benar memakai kemampuan designku sejak di Jakarta. Simple, tapi yang aku tangkap adalah; aku dilihat, disadari, dan dipercayai.
Just for info, orang lain baru 'melihat' hobi desainku itu semenjak aku menang lomba logo acara.
Momen lain, yang bikin perasaanku hangat sekali. Sayangnya aku ga bisa ceritain bagian ini. Intinya adalah; sebuah kesempatan.
Ada juga, di suatu pagi yang cerah di hari ulang tahunku, tiba-tiba aku menerima pesan personal ucapan ulang tahun.
Di hari lain lagi, di sebuah acara, seharusnya itu momen yang sedih dan agak malu. Saat... aku bahkan ternyata ga diingat atau dilihat, bahkan oleh orang 'terdekat'. Titik itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku merasa.... "gue ilang beneran aja kali yak?"
Tapi kemudian, beliau memastikan aku dilihat dan disadari, lagi,
untuk kesekian kalinya.
........
Hal yang bahkan lebih penting adalah, beliau melakukan ini ke banyak orang. Banyak sekali orang. Banyak sekali cerita yang kudengar tentang beliau. Kebaikan-kebaikan kecil yang menurut orang sepele, yang artinya hanya orang dengan empati yang dalam yang bisa melakukan itu. Karena di posisi itu, beliau memilih untuk menolong. Memilih. Tergerak. Menghampiri.
Karena sebagian dari kita, akan menolong saat dihampiri. Tetapi beliau menghampiri.
Hadir dalam hal-hal yang justru sering diabaikan orang lain.
Aku sampai bertanya-tanya sendiri, apa yang sudah dilalui beliau sampai bisa berada di tahap ini? Aku yakin sekali bukan hal yang mudah untuk membuat hati bisa seringan itu--hingga bisa menyadari keinginan-keinginan orang sekitar untuk ditolong--dan memilih untuk menolong.
Aku harap, aku juga bisa berada di titik itu, bukan sebagai seorang yang ditolong tapi menolong. Sebagai seorang yang memiliki simpati dan empati yang begitu dalam sehingga mampu menyelamatkan orang lain tanpa memikirkan timbal balik yang akan kutuai.
Seseorang yang mau tersenyum,
Tidak banyak bertanya,
Dan mengulurkan tangan,
Memastikan menarik mereka yang mungkin terjebak dalam masalahnya.
.
.
Beliau sungguh-sungguh keren.
Oh ngomong-ngomong, aku jadi teringat quotesnya Tere Liye yang kubaca bertahun-tahun lalu;
"Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan terbaik lainnya."
Aku pikir aku melihat contoh nyatanya sekarang.
Sejak per-17 Juni 2025 kemarin, aku mendadak menyesal karena memutuskan mengambil cuti bulan Juni ini. Sebuah keputusan yang tadinya kupikir sangat strategis dan 'kapan lagi' berujung......
Menggila.
Juni ini, seharusnya ada 22 hari kerja kalau cuma dipotong Sabtu dan Minggu.
Lalu ternyata, ada Idul Adha yang memotong dua hari kerja lagi. Jadi ada 20 hari kerja.
Lalu aku ambil cuti 2 hari. Sisa 18 hari kerja. Masih oke.
LALU TERNYATA ADA PELATIHAN KARYAWAN BARU SELAMA 3 HARI, SISA 15 HARI KERJA.
LALU AKU JADI PANITIA UNTUK BATCH 2. SISA 12 HARI KERJA.
GUE KERJA BAHKAN GA SAMPE 2 MINGGU DI KANTOR!
DARI 22 HARI SENIN-JUMAT, GUE GA DI KANTOR SELAMA GENAP 10 HARI.
Manusia mana yang sepintar ini? Ya aku.
Hari ini rasanya buruk...
Buruk sekali.
Orang yang kalau aku tanya,
"Masih sayang?"
Maka kamu akan bertanya balik,
"Kamunya masih sayang ga?"
Dan jawabanmu, hanya akan bercermin dari kata-kataku.
Kamu adalah,
Orang yang jika aku membalas chat telat enam puluh menit
Kamu adalah,
Orang yang jika aku telat membalas chat delapan puluh satu menit,
Maka kamu akan ikut telat membalas chat selama delapan puluh satu menit,
Kamu adalah,
Orang yang kalau aku mengirim stiker berpelukan,
Maka kamu akan mengirimkan stiker berpelukan,
Kamu adalah,
Orang yang kalau aku tidak mengirimkan stiker setelah ucapan selamat malam,
Maka kamu tidak akan mengirimnya,
Kamu adalah,
Orang yang kalau aku tanya,
"Masih sayang?"
Maka kamu akan bertanya balik,
"Kamunya masih sayang ga?"
Dan betapa janji Tuhan itu memang benar.
Karena hari ini, 12 April 2025, aku membuktikan sendiri, bahwa aku benar-benar menjadi seperti yang Tuhan janjikan dalam surahnya.
28 Agustus, 2023.
Satu dua orang pernah bertanya,
Kepadaku,
Kenapa kamu memilihnya?
Satu dua orang pernah bertanya,
Kepadaku,
Kenapa kamu masih dengannya, hingga saat ini?
Ada ratusan jawaban yang dapat kupaparkan,
Tapi ada satu yang aku yakin semua orang akan setuju,
Keluarga,
Masuk ke rumahnya,
Aku bisa merasakan kesantunan dan penghargaan,
Seolah-olah banyak tangan menjulur kepadaku,
Untuk membawaku lebih dalam kepada penerimaan.
Rasa kehangatan,
Hingga aku berkhayal andai waktu bisa benar-benar berhenti sejenak,
Jadi aku bisa menikmati satu-persatu senyuman yang datang kepadaku,
Tatapan bahagia,
Atau tepukan akrab di pundak.
Kita sama-sama tahu,
Tidak semua keluarga beruntung,
Memiliki kemampuan untuk berbagi,
Bukannya materi,
Tetapi rasa hangat dan cinta
Dan mungkin akulah yang paling beruntung,
Karena menerima rasa itu.