Memilih.

By Sheren - Saturday, June 28, 2025

 

Karena nulisnya jam 2 pagi di laptop kantor
karena tadi mau kerja, jadi ga punya foto proper,
jadi ini aja ya, agak narsis sedikit.

Pernah ada satu hari di mana aku benar-benar merenung serius;

"Aku ingin menjadi orang seperti itu."


Lingkungan pergaulan dan per-sosial-anku itu kecil sekali, jadi biasanya, orang-orang (dekat) di sekitarku, tadinya, adalah orang dengan karakter yang tidak terlalu ke kanan atau ke kiri, cenderung homogen. Cenderung sama. Cenderung selaras.

Sampai kemudian aku ke kota ini dan melihat seseorang yang tidak kusangka benar-benar ada. Jakarta memang punya banyak cerita. Tidak hanya tentang gedung tingginya, atau keretanya. Tapi juga orang-orangnya.

Sebenernya sejak di Jakara, ada banyak orang baik yang kutemui, maksudku, hampir semuanya baik. Rekan kerja di timku juga baik. Ini jugalah alasan butuh berbulan-bulan buatku untuk menulis tentang ini di blog dan bahkan sampai hari ini tidak bisa menuliskannya dengan tepat.

Beliau adalah orang pertama yang membuatku benar-benar berpikir "aku ingin memiliki kebaikan seperti itu."

Pernah satu momen, aku dimintai tolong sesuatu, hanya karena 'mendengar' kemampuanku dalam design. Mungkin itu kali pertamanya aku benar-benar memakai kemampuan designku sejak di Jakarta. Simple, tapi yang aku tangkap adalah; aku dilihat, disadari, dan dipercayai.

Just for info, orang lain baru 'melihat' hobi desainku itu semenjak aku menang lomba logo acara.

Momen lain, yang bikin perasaanku hangat sekali. Sayangnya aku ga bisa ceritain bagian ini. Intinya adalah; sebuah kesempatan.

Ada juga, di suatu pagi yang cerah di hari ulang tahunku, tiba-tiba aku menerima pesan personal ucapan ulang tahun.

Di hari lain lagi, di sebuah acara, seharusnya itu momen yang sedih dan agak malu. Saat... aku bahkan ternyata ga diingat atau dilihat, bahkan oleh orang 'terdekat'. Titik itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku merasa.... "gue ilang beneran aja kali yak?"

Tapi kemudian, beliau memastikan aku dilihat dan disadari, lagi, 

                                                                   untuk kesekian kalinya.

........

Hal yang bahkan lebih penting adalah, beliau melakukan ini ke banyak orang. Banyak sekali orang. Banyak sekali cerita yang kudengar tentang beliau. Kebaikan-kebaikan kecil yang menurut orang sepele, yang artinya hanya orang dengan empati yang dalam yang bisa melakukan itu. Karena di posisi itu, beliau memilih untuk menolong. Memilih. Tergerak. Menghampiri.

Karena sebagian dari kita, akan menolong saat dihampiri. Tetapi beliau menghampiri.

Hadir dalam hal-hal yang justru sering diabaikan orang lain.

Aku sampai bertanya-tanya sendiri, apa yang sudah dilalui beliau sampai bisa berada di tahap ini? Aku yakin sekali bukan hal yang mudah untuk membuat hati bisa seringan itu--hingga bisa menyadari keinginan-keinginan orang sekitar untuk ditolong--dan memilih untuk menolong.

Aku harap, aku juga bisa berada di titik itu, bukan sebagai seorang yang ditolong tapi menolong. Sebagai seorang yang memiliki simpati dan empati yang begitu dalam sehingga mampu menyelamatkan orang lain tanpa memikirkan timbal balik yang akan kutuai. 

Seseorang yang mau tersenyum,

Tidak banyak bertanya,

Dan mengulurkan tangan,

Memastikan menarik mereka yang mungkin terjebak dalam masalahnya.

.

.

Beliau sungguh-sungguh keren.

Oh ngomong-ngomong, aku jadi teringat quotesnya Tere Liye yang kubaca bertahun-tahun lalu;

"Hanya kesetiaan pada prinsiplah yang akan memanggil kesetiaan terbaik lainnya."

Aku pikir aku melihat contoh nyatanya sekarang.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments