Apakah sudah kelar juga?
Ah, itu sebuah pertanyaan retoris. Karena
sebenarnya masalah kita tidak akan benar-benar selesai hingga umur kita sendiri
selesai.
Wah sudah mulai berat saja bahasannya,
baru awal tahun. Haha.
Bagaimana dengan 2019 milik saya? Bisa
dibilang menyenangkan dan menakjubkan. Dua tahun terakhir ini saya anggap luar
biasa. Walaupun ada beberapa bagian yang masih harus ditingkatkan lagi, tetapi
saya secara sepenuhnya menganggap hari-hari yang saya lewati adalah rentetan
keberuntungan. Tentu saja dalam tahun ini, tidak sepenuhnya 365 hari saya
merasa bahagia. Sering juga kesal, marah, sedih, tapi alhamdulillah tidak
sampai benar-benar jatuh ke bawah. Malah saya merasa terus maju, ada
ke-progresif-an secara pasti dalam kenyamanan saya terhadap diri saya sendiri
dan lingkungan.
Walaupun tidak ada yang menyadari, tetapi
selama dua tahun itu juga, saya mulai jarang menulis di blog. Alasannya
sederhana : saya sedang bahagia. Hampir sama persis seperti yang dikatakan
Fathia Izzati a.k.a Kittendust di youtube Froyonion, bahwa saya tidak sedang
sedih. Tidak galau. Tidak sedih yang menciptakan jiwa pujangga dalam diri saya
haha. Tidak cukup sedih untuk menulis. Saya terlalu sibuk dengan kebahagiaan
saya, sampai-sampai saya sendiri pun tidak sempat menyimpan kebahagiaan saya
dalam bentuk tulisan. Biasanya saya menulis untuk sejenak mengistirahatkan otak
saya dari kepenatan.
Beberapa hal, yang sebenarnya tidak cukup
baik, memang saya lakukan di tahun 2018 dan 2019. Salah satunya adalah tidak
terlalu memperdulikan dan memikirkan masalah orang lain, apalagi ikut campur.
Sebenarnya saya merasa sedikit bersalah dengan kecuekan saya. Tetapi jika
misalnya teman saya tidak berniat menceritakan masalahnya ke saya, maka saya pun
tidak akan bertanya. Saya hanya diam memperhatikan gerak-gerik mereka (meskipun
saya tahu mereka sedang bermasalah), sampai mereka sendiri ingin bercerita.
Saya mulai jarang membalas story WA maupun Ig teman-teman saya, yang awalnya
biasa saya lakukan. Mungkin saya hanya agak malas mengobrol, lebih senang
berdua dengan laptop atau buku-buku saya, atau…doi. Haha.
Ah, itu masalahnya dengan seorang
introvert. Terlalu bahagia memang menghabiskan energi sehingga tidak cukup
berminat untuk mengunjungi masalah orang lain.
Saya dengan serius meminta maaf dan
memohon toleransinya untuk ‘ketenangan diri’ ini dalam menghadapi masalah
kalian.
Tahun 2019 saya benar-benar belajar banyak
tentang menjadi wanita dalam sisi penampilan(?). Tahun ini saya
mulai banyak belajar mengenal make-up, walaupun yang saya beli masih sebatas bb
cream-bedak-hingga jenis-jenis lipstick dan lipcream. Saya mulai mencoba
merk-merk tertentu dan belajar tentang undertone, jenis kulit, dsb. Mulai suka
melihat beauty vlogger. Rasanya jadi cewek banget sih, padahal dulu saya ga
begitu memperhatikan penampilan, sikap yang sering membuat mama saya mengomel
hahaha.
Tahun 2020 saya mungkin ingin mencoba
mendorong batas-batas sisi lain saya tentang menjadi wanita. Bukannya hanya
berfokus pada penampilan. Tetapi juga sebagaimana wanita bersikap secara
semestinya.
Ah, tahun 2020 sepertinya ada begitu
banyak target yang harus dicapai. Hal ini bukannya harapan saya, hanya saja
target yang terjadi karena kewajiban saya sebagai mahasiswa dan aktivis kampus.
Mulai dari kegiatan saya di organisasi, dan tahun ini artinya saya akan fokus
skripsi! Waktu begitu cepat berlalu. Kali ini saya benar-benar merasa saya
belum lama di dunia perkuliahan, tiba-tiba saja sudah harus skripsi. Padahal
dulu zaman SMP dan SMA, rasanya waktu berlalu lama sekali. Sepertinya
kebahagian memang membawa waktu menjadi lebih cepat.
Semoga lancar.
Tahun 2019 saya ditutup dengan sangat
baik. Saya merayakan akhir tahun di kota sebelah alias Singkawang. Main-main di
pantai, keliling kota Singkawang. Benar-benar one fine day.
Saya cuma mau nunjukkin bianglala-nya aja sebenarnya wkwk, bagus soalnya. |
Semoga 2020 akan jauh lebih menakjubkan
dari 2019!
0 comments