Tanggal 14 Agustus 2016 kemarin, bertepatan dengan Hari Pramuka ke-55, Gudep Vidya Dharmma juga berulang tahun yang ke-40. Selamat ulang tahun VD! Semoga setahun ke depan kita menjadi semakin baik.
Sebagaimana setiap tahunnya, kami selalu membuat acara untuk merayakan ulang tahun gudep kami. Saya hanya sedikit mengingat bagaimana cara kami para dewan membentuk sangga kerja kemarin. Pokoknya sih sebelum membentuk, kami sempat berkumpul sama satu dua alumni, diberi wejangan dan beberapa pilihan bagus untuk merayakan HUT yang ke 40 ini. Mau lomba Penggalang kayak tahun lalu, atau acara intern semacam makan-makan besar, atau baksos, atau donor, acara kembali ke zaman keemasan dulu ketika 1 bulan full di bulan Agustus diadakan kegiatan. Setelah itu kami para dewan ngumpul sendiri dan berpikir...berpikir...berpikir...kemudian memutuskan inti sangker, lalu mencoba 'menebak-nebak' kegiatan yang akan diadakan. Saya pribadi cenderung pengen sekali sama acara donor darah. Lupa juga dulu alasannya apa. Lalu setelah berunding, yang lain agak tertarik juga, dan kami pun mulai mengobrol lama, berkhayal mengenai kegiatan tersebut, mengembangkannya, mencatatnya. Sebenarnya itu cuma rencana sambil lewat, tapi saya enggak nyangka juga sangker bener-bener ngadain kegiatan donor darah, ditambah jalan sehat plus lomba-lomba untuk warga smansa. Acaranya diadakan hari ini, 21 Agustus 2016.
Terimakasih buat VD, karena sudah menggantikan kekosongan acara 17 Agustus-an di smansa.
Kegiatannya dimulai di pagi hari di musim asap yang mulai datang kembali. Pas saya dateng, panitia lagi pada sibuk. Beberapa lagi menyelesaikan photobooth(?), beberapa angkat kursi ke sana ke mari. Beberapa nyiapin sound. Di situ saya sekali dua kali merenung...beginikah rasanya jadi dewan? Hm....... hm.... hm............ hmhmhm....HAHAHAHAHA... Saya belum tahu akan sepusing apa saya nanti membuat laporan tahunan, tetapi saran saya buat kalian yang di Pramuka, silahkan jadi dewan. Usahakan Pradana, kalo bisa.
Selanjutnya, ada acara pelepasan (Di sini aku sungguh-sungguh terharu melihat ada anak kelas 11 dan 12 yang berminat ikut, dan Mam Rita juga sangat bersedia datang), lalu ada jalan sehat, dan terakhir ada lomba-lomba serta donor darah. Lombanya, kalo saya mau jujur, sangat mengingatkan saya dengan lomba 17an, meski emang agak kreatif. Ada papershow, di mana kita membuat pakaian dari kertas (umumnya koran) dan kemudian dipakai dan diperagakan selayaknya model. Mereka kreatif banget di sini. Saya yakin kalau diberi waktu lebih lama, hasilnya akan lebih lebih lebih memuaskan. Lalu ada lomba (mereka menyebutnya) permainan rakyat. Di sini mereka ditantang untuk makan kerupuk mamang. Bedanya dengan lomba 17an biasa, kali ini kerupuknya diberi bumbu pedas dan digantung tinggi sekali sehingga korban-korban yang makan makan ini kerupuk harus digendong sama yang lain. Setelah selesai, mereka langsung berjalan menggunakan bakiak menuju tempat finish. Lomba yang satu ini cenderung mengundang tawa. Btw kelas saya agak kecewa karena mereka kena diskualifikasi. Masalahnya sederhana, menurut mereka. Well, saya enggak di sana pas itu jadi...yah...yang sabar ya teman-teman.
Laluuuuuuuuu ada noodling atau tangkap lele. Mengutamakan kegesitan dan kekuatan tangan. Pernah megang lele? Atau minimal ikan hidup? Nah, kalian pasti tahu kan apa rasanya mengambil satu ikan baskom yang penuh ikan. Licin dan bergerak-gerak. apalagi mereka harus lari menuju ember nun jauh di seberang. Lombanya seru, tetapi saya kasian liat lelenya...................
Dan terakhir ada donor darah. Pendaftarnya banyak banget loh. Saya ga nyangka juga sebegitu banyak yang tertarik, bahkan dari sekolah lain. Tetapi sedihnya adalah, dari sekian banyak pendaftar, hanya sedikit yang mampu memenuhi persyaratan. Ada yang masih sakit, ada yang berat badannya kurang, ada yang hbnya kurang, ada yang umurnya kurang, masalah tensi darah...yah begitulah. Saya ikutan sedih melihat kekecewaan mereka. Padahal mereka sudah kelihatan semangat banget.
Di sisi lain, saya ingin berterimakasih sebesar-besarnya kepada Palang Merah Indonesia (dan tak lupa juga Palang Merah Remaja) yang sudah membantu kami untuk kegiatan ini. Melihat PMI dan PMR, saya jadi rindu sama PMR di MTs yang dulu juga menjadi salah satu ekskul yang saya ikuti. Kakak-kakak PMI itu baik-baik banget, dan selalu berhasil mengisi kepercayaan diri sampe penuh. Waktu di PMR lah saya tahu golongan darah saya, dengan cara memeriksa sendiri (You know lah, nusuk jari sendiri, ngambil darah sendiri, nuang zat-zat yang entahapaitunamanyasayasudahlupa setetes dua tetes di atas kaca. Wuih, pengalaman berharga banget itu) .
Sebagaimana setiap tahunnya, kami selalu membuat acara untuk merayakan ulang tahun gudep kami. Saya hanya sedikit mengingat bagaimana cara kami para dewan membentuk sangga kerja kemarin. Pokoknya sih sebelum membentuk, kami sempat berkumpul sama satu dua alumni, diberi wejangan dan beberapa pilihan bagus untuk merayakan HUT yang ke 40 ini. Mau lomba Penggalang kayak tahun lalu, atau acara intern semacam makan-makan besar, atau baksos, atau donor, acara kembali ke zaman keemasan dulu ketika 1 bulan full di bulan Agustus diadakan kegiatan. Setelah itu kami para dewan ngumpul sendiri dan berpikir...berpikir...berpikir...kemudian memutuskan inti sangker, lalu mencoba 'menebak-nebak' kegiatan yang akan diadakan. Saya pribadi cenderung pengen sekali sama acara donor darah. Lupa juga dulu alasannya apa. Lalu setelah berunding, yang lain agak tertarik juga, dan kami pun mulai mengobrol lama, berkhayal mengenai kegiatan tersebut, mengembangkannya, mencatatnya. Sebenarnya itu cuma rencana sambil lewat, tapi saya enggak nyangka juga sangker bener-bener ngadain kegiatan donor darah, ditambah jalan sehat plus lomba-lomba untuk warga smansa. Acaranya diadakan hari ini, 21 Agustus 2016.
Terimakasih buat VD, karena sudah menggantikan kekosongan acara 17 Agustus-an di smansa.
Kegiatannya dimulai di pagi hari di musim asap yang mulai datang kembali. Pas saya dateng, panitia lagi pada sibuk. Beberapa lagi menyelesaikan photobooth(?), beberapa angkat kursi ke sana ke mari. Beberapa nyiapin sound. Di situ saya sekali dua kali merenung...beginikah rasanya jadi dewan? Hm....... hm.... hm............ hmhmhm....HAHAHAHAHA... Saya belum tahu akan sepusing apa saya nanti membuat laporan tahunan, tetapi saran saya buat kalian yang di Pramuka, silahkan jadi dewan. Usahakan Pradana, kalo bisa.
Selanjutnya, ada acara pelepasan (Di sini aku sungguh-sungguh terharu melihat ada anak kelas 11 dan 12 yang berminat ikut, dan Mam Rita juga sangat bersedia datang), lalu ada jalan sehat, dan terakhir ada lomba-lomba serta donor darah. Lombanya, kalo saya mau jujur, sangat mengingatkan saya dengan lomba 17an, meski emang agak kreatif. Ada papershow, di mana kita membuat pakaian dari kertas (umumnya koran) dan kemudian dipakai dan diperagakan selayaknya model. Mereka kreatif banget di sini. Saya yakin kalau diberi waktu lebih lama, hasilnya akan lebih lebih lebih memuaskan. Lalu ada lomba (mereka menyebutnya) permainan rakyat. Di sini mereka ditantang untuk makan kerupuk mamang. Bedanya dengan lomba 17an biasa, kali ini kerupuknya diberi bumbu pedas dan digantung tinggi sekali sehingga korban-korban yang makan makan ini kerupuk harus digendong sama yang lain. Setelah selesai, mereka langsung berjalan menggunakan bakiak menuju tempat finish. Lomba yang satu ini cenderung mengundang tawa. Btw kelas saya agak kecewa karena mereka kena diskualifikasi. Masalahnya sederhana, menurut mereka. Well, saya enggak di sana pas itu jadi...yah...yang sabar ya teman-teman.
Laluuuuuuuuu ada noodling atau tangkap lele. Mengutamakan kegesitan dan kekuatan tangan. Pernah megang lele? Atau minimal ikan hidup? Nah, kalian pasti tahu kan apa rasanya mengambil satu ikan baskom yang penuh ikan. Licin dan bergerak-gerak. apalagi mereka harus lari menuju ember nun jauh di seberang. Lombanya seru, tetapi saya kasian liat lelenya...................
Dan terakhir ada donor darah. Pendaftarnya banyak banget loh. Saya ga nyangka juga sebegitu banyak yang tertarik, bahkan dari sekolah lain. Tetapi sedihnya adalah, dari sekian banyak pendaftar, hanya sedikit yang mampu memenuhi persyaratan. Ada yang masih sakit, ada yang berat badannya kurang, ada yang hbnya kurang, ada yang umurnya kurang, masalah tensi darah...yah begitulah. Saya ikutan sedih melihat kekecewaan mereka. Padahal mereka sudah kelihatan semangat banget.
Di sisi lain, saya ingin berterimakasih sebesar-besarnya kepada Palang Merah Indonesia (dan tak lupa juga Palang Merah Remaja) yang sudah membantu kami untuk kegiatan ini. Melihat PMI dan PMR, saya jadi rindu sama PMR di MTs yang dulu juga menjadi salah satu ekskul yang saya ikuti. Kakak-kakak PMI itu baik-baik banget, dan selalu berhasil mengisi kepercayaan diri sampe penuh. Waktu di PMR lah saya tahu golongan darah saya, dengan cara memeriksa sendiri (You know lah, nusuk jari sendiri, ngambil darah sendiri, nuang zat-zat yang entahapaitunamanyasayasudahlupa setetes dua tetes di atas kaca. Wuih, pengalaman berharga banget itu) .
Pawai. Pesertanya jauh lebih banyak dari yang terlihat di foto. |
Nangkep lele. Ini kami yang di sekitar daerah lomba bener-bener keciprat air ga henti-hentinya gara-gara pemberontakan kaum lele. |
Memulai pagi yang indah dengan makan kerupuk pedas.. |
Bakiak, XII IPS 1. Kelas mereka menang, tapi saya lupa juara berapa. |
Nah, buat yang takut kalo donor darah itu sakit atau semacamnya, lihatlah senyum bahagia kakak ini pas mendonorkan darahnya. Ga ada takut-takutnya tuh~ |
0 comments