Dulu saya tidak terlalu perduli dengan yang namanya mimpi, bahkan kadang-kadang saya berharap tidak bermimpi saat tidur. Tetapi kemudian, saya membaca artikel tentang Lucid Dream dan berminat dengan topik itu. Well, siapa yang tidak ingin mengendalikan dunia penuh khayal? Mengingatkan kita semua dengan Alice in Wonderland. Datang, bersenang-senang di dunia ajaib, berteman dengan makhluk-makhluk di 'otak' kita sendiri.
Sayangnya, sampai sekarang saya tidak pernah benar-benar menguasai Lucid Dream. Sebenarnya, saya enggak serius mempelajarinya sih, hanya tertarik. Soalnya... saya enggak ngerti-ngerti amat metodenya--" Jadi ya saya tinggalin, mentok sampai mencatat mimpi.
Iya, mencatat mimpi.
Sejak dua tahun lalu, saya rajin menulis mimpi-mimpi saya. Biasanya setiap pagi, saat bangun tidur, saya bakal berdiam di kasur, beberapa menit menerawang dan mengingat mimpi saya, kemudian setelah ini itu, saya menyempatkan diri menulisnya. Sering juga sih saya lupa mau menulis, dan saat ingin menulisnya, saya sudah lupa cerita di dalam mimpi saya--ataupun tanggal saya bermimpi.
Tahu tidak--menulis mimpi itu menyenangkan sekali! Sama seperti menulis cerita pendek. Bahkan kadang-kadang menulis mimpi lebih asyik daripada menulis cerpen, karena jalan cerita mimpi itu unik sekali. Luar.biasa. Seringkali saya harus berhenti sejenak untuk membaca ulang dan mencari kata-kata yang tepat dalam mendeskripsikan jalannya mimpi yang super unik tersebut. Misalnya, saya pernah bermimpi seorang guru kimia(smansa) berganti profesi menjadi guru sejarah di depan kami dan meminta kami untuk menulis esai mengenai sejarah doa. --"
Enggak semua mimpi yang saya alami saya tulis. Ada mimpi-mimpi yang terlalu membosankan hingga mikir mau nulis saja sudah bosan. Ada juga mimpi yang absurdnya kelewatan sampai saya nyerah mau nulisnya.
Setelah rutin menulis mimpi, saya menyadari betapa menakjubkannya dunia di otak saya.. ada sesuatu yang berbeda, aneh, dan.. yah..membuat cukup penasaran, tertarik dengan jalan cerita yang aneh itu. Saya ingin menguraikannya, mengetahui polanya...
Oh well, mungkin kalian pikir menulis mimpi itu akan menghabiskan waktu (dan aneh banget). Mungkin saya memang aneh hahaha. Diawali dengan keisengan, tapi ujung-ujungnya jadi hiburan yang cukup...unik dan antimainstream. Sama seperti menulis cerpen, sama seperti membaca buku, dan sama kayak saya nulis cerita harian di blog lama. Mimpi juga seringkali menginspirasi saya dalam melontarkan ide. Saya masih ingat, Stephenie Meyer, penulis serial Twilight Saga, mendapat ide menulis novel Twilight dari sebuah mimpi. Saya ga ngarep (walaupun udah mencoba), ini cuma suka-suka saja.
0 comments