Aku tidak menulis hanya untuk mengharap pembaca. Walaupun aku seringkali bercanda tentang itu.
Tetapi sungguh, aku tidak pernah ingin mengharap pembaca. Aku tidak ingin menjadi seseorang yang narsis yang mencari perhatian dan menunggu-nunggu menaiknya jumlah pembaca.
Semoga aja, aku selesai bisa melakukannya. Karena kuyakin, dengan selalu mengharap pembaca, hilang sudah makna dari tulisan itu sendiri. Hilang sudah, jati diri kita yang sebenarnya.
Tetapi sungguh, aku tidak pernah ingin mengharap pembaca. Aku tidak ingin menjadi seseorang yang narsis yang mencari perhatian dan menunggu-nunggu menaiknya jumlah pembaca.
Semoga aja, aku selesai bisa melakukannya. Karena kuyakin, dengan selalu mengharap pembaca, hilang sudah makna dari tulisan itu sendiri. Hilang sudah, jati diri kita yang sebenarnya.
Ternyata... waktu terus saja berlalu dan sekarang sudah enam tahun. Empat tahun kita saling mengenal.
Empat tahun sejak pertama kalinya, entah aku sedang punya pacar atau tidak, entah kau sudah punya pacar atau belum.
Empat tahun sudah berlalu. Dan aku masih menyukaimu. Tidak perduli dengan waktu yang begitu memisahkan.
Empat tahun sudah. Dan aku tetap menyukaimu. Tetapi empat tahun itu pula, kau juga tidak pernah perduli, dan mulai kusadari kau tidak akan pernah perduli. Tidak. Kupikir tidak ada satupun hal yang bisa menyatukan kita sebagai sesuatu yang spesial diantara lainnya.
Tetapi, aku tidak pernah menunggu. Aku hanya menyenangi rasa ini, rasa yang bisa membuatku tetap tersenyum. Aku tidak, tidak akan pernah lagi membuat harapan, karena kutahu itu adalah hal yang sia-sia. Aku hanya menjadikan perasaan ini tameng untuk diriku sendiri.
Perasaan yang begitu indah. Tidak untuk menunggu-tidak untuk harapan. Hanya untuk memilikinya.
Empat tahun sejak pertama kalinya, entah aku sedang punya pacar atau tidak, entah kau sudah punya pacar atau belum.
Empat tahun sudah berlalu. Dan aku masih menyukaimu. Tidak perduli dengan waktu yang begitu memisahkan.
Empat tahun sudah. Dan aku tetap menyukaimu. Tetapi empat tahun itu pula, kau juga tidak pernah perduli, dan mulai kusadari kau tidak akan pernah perduli. Tidak. Kupikir tidak ada satupun hal yang bisa menyatukan kita sebagai sesuatu yang spesial diantara lainnya.
Tetapi, aku tidak pernah menunggu. Aku hanya menyenangi rasa ini, rasa yang bisa membuatku tetap tersenyum. Aku tidak, tidak akan pernah lagi membuat harapan, karena kutahu itu adalah hal yang sia-sia. Aku hanya menjadikan perasaan ini tameng untuk diriku sendiri.
Perasaan yang begitu indah. Tidak untuk menunggu-tidak untuk harapan. Hanya untuk memilikinya.
Buat kalian-kalian yang pernah main twitter pasti pernah denger kan dengan kata 'Selebtwit' , bahkan mungkin aja kalian adalah salah satu dari selebtwit itu, atau mungkin orang yang menjadi salah satu followers para selebtwit itu.
Yah. Buat yang enggak tahu apa itu selebtwit, aku jelasin sedikit; Selebtwit itu orang yang terkenal di dumay, lebih tepatnya di Twitter dengan caranya sendiri. Ya terkenal kayak seleb biasalah, bedanya para selebtwit itu lebih beken di dunia maya.
Hmm. aku menulis ini hanya untuk mengungkapkan beberapa perasaan aku sih tentang selebtwit (indonesia) itu, yaitu adalah; BETAPA MENYEBALKANNYA ORANG_ORANG ITU!
Langsung ke intinya deh, beberapa-bahkan banyak selebtwit itu isi tweet-nya memang mengenaskan sekali, contohnya nih si 'vicent atau vincent atau viccentt atau viccent22' yah aku gak terlalu tahu username mana yang benar, intinya aku yakin kalian rata-rata tahu/pernah dengar nama akun itu. Well, kalo diliat-liat, itu tweet kebanyakan tentang galau ga jelas, tweet2 mengharukan dan tweet2 aneh lainnya lah yang...iuh..
Aku enggak menyalahkan sama sekali kalo ada orang yang pernah galau, sedih, marah, kecewa dan sebagainya. Toh itu bagian dari sifat manusia. Tapi yang membuatnya menyebalkan itu adalah: MEREKA NYARIS MELAKUKANNYA SETIAP HARI (SEPERTINYA) DAN SETIAP HARI DI TL GUE PENUH DENGAN ORANG-ORANG YANG NGERETWEET ITU!
Semenderita apa sih hidup kalian? Kalo benar-benar menderita coba nulis aja nih di blog kayak gue~
Bukan cuma si vicent atau apalah itu, bahkan yang @*witasardwit* dan selebtwit2 lain yang menggunakan nama palsu yang aneh juga sering melakukan hal itu; ngetweet galau seakan-akan dunia akan berakhir besok, ataupun ngetweet hal-hal lain yang memedihkan mata. Lebih parah lagi, menurut yang aku baca saat browsing, ada kalanya selebtwit itu suka meng-copy tweet dari akun lain. Idih.
Seakan belum selesai juga dengan mengcopy tweet dari akun lain, ada juga 'kabar' yang menyatakan, bahkan saya yakin ada benarnya juga, kalo ada selebtwit yang melakukan pembelian followers. fufufufu.
Sekali lagi maaf nih ya buat yang tersinggung ngebaca, tapi aku sepenuhnya jujur kalo aku enggak suka sama selebtwit yang kerjaannya cuma nyampah aja, makin bikin sumpek hati. Iya masa kalo tuh selebtwit curhat? Gak wajar bangetkan kalo isi curhatannya bertema sama selama berrminggu-minggu, atau parahnya, berbulan-bulan? Bahkan sampe beli followers segala cuma demi ada yang ngebaca tuh TL dan rela ngeretweet-nya?
Saya jengkel kalo misalnya saya sedang dalam mood baik kmudian asik ngebaca TL dan menemukan seseorang atau dua orang atau bahkan tiga orang sedang nge-retweet BANYAK BANGET tweet dari selebtwit yang isinya tentang patah hati atau merasa dikhianati, bahkan kalo lagi badmood pun saya merasa semakin sebal, baik sama orang yang ngetweet terlebih kepada si selebtwit itu. Kalo cuma sekali-sekali sih saya enggak terlalu mempermasalahkannya.. tapi ini... lagi-lagi......nyaris setiap hari saat melihatnya..
Saya yakin enggak semua selebtwit kayak gini (semoga aja) . Tapi selebtwit2 yang udah ada dan menyebalkan ini benar-benar mengerikan banget. Saya bahkan udah me-unfollow beberapa orang yang sering banget ngeretweet kalimat-kalimat ga jelas dari akun ga jelas itu. Ada masih beberapa yang gak mungkin saya unfollow karena itu teman saya sendiri.
HUUAAAAAAA, saya benar-benar berdoa dan berharap para selebtwit nanti mendapat kecerahan dalam hidup dan tidak hidup dalam kubangan kesedihan lagi, amin~
nohate temanteman, saya menyayangi kalian :*
Terkadang saya bingung dengan sikap orang-orang yang tidak mengerti akan kesalahannya sendiri dan kemudian heboh akan akibat yang ditimbulkan dari kesalahannya itu.
Bukannya saya seseorang yang sempurna. Tetapi terkadangpun saya risih melihatnya.
Maksudnya, jika kau bisa menahan semua kekacauan yang kau tahu akan terjadi, kenapa tidak kau lakukan? Kenapa malah menambah-nambah kekacauan dan membawa orang lain ikut ke dalam badai itu?
Amat menyebalkan.
Bukannya saya seseorang yang sempurna. Tetapi terkadangpun saya risih melihatnya.
Maksudnya, jika kau bisa menahan semua kekacauan yang kau tahu akan terjadi, kenapa tidak kau lakukan? Kenapa malah menambah-nambah kekacauan dan membawa orang lain ikut ke dalam badai itu?
Amat menyebalkan.
Aku hanya sudah terlalu biasa..
Jadi tidak ada lagi senyuman merekah..
Tidak ada lagi debaran di hati..
Tak lagi sulit menata hati..
Aku sudah terlalu bosan..
Menjadi tempat bernaung rasa yang datang dan pergi silih berganti..
Terkadang hampa.. terkadang juga datar..
Semua tidak lagi spesial..
Rasa hanyalah rasa..
Rasa hanya ilusi yang mengacaukan..
:P
Jadi tidak ada lagi senyuman merekah..
Tidak ada lagi debaran di hati..
Tak lagi sulit menata hati..
Aku sudah terlalu bosan..
Menjadi tempat bernaung rasa yang datang dan pergi silih berganti..
Terkadang hampa.. terkadang juga datar..
Semua tidak lagi spesial..
Rasa hanyalah rasa..
Rasa hanya ilusi yang mengacaukan..
:P