Waktunya untuk Sheren~: October 2015

Tulisan Random

So Deep Inside

By Sheren - Monday, October 26, 2015

0 Comments

Resensi Film

Film : Library Wars

By Sheren - Tuesday, October 13, 2015

Judul : Library Wars (Toshokan Sensou)
Sutradara : Shinsuke Sato
Pemain :

Junichi Okada - Atsushi Dojo
Nana Eikura - Iku Kasahara
Kei Tanaka - Mikihisa Komaki
Sota Fukushi - Satoshi Tezuka
Naomi Nishida - Maki Orikuchi
Jun Hashimoto - Ryusuke Kenta
Chiaki Kuriyama - Asako Shibasaki
Koji Ishizaka - Iwao Nishina

Library Wars - Love And War adalah sebuah film yang diambil dari light novel berjudul sama karya Hiro Arikawa.Film ini menceritakan tentang Negara Jepang yang suatu saat nanti bakal ada era dimana ada undang-undang tentang pengontrolan media, jadi disini pemerintah berhak melakukan sensor penuh atas semuaaaaaa media, baik surat kabar, internet, tv, majalah, bahkan novel-novel fiksi! Kalian bayangin deh kehidupan dimana semua imajinasi dilarang beredar >,<

Nah, disatu sisi, ada lagi undang-undang yang intinya pemerintah memberikan kebebasan kepada PERPUSTAKAAN untuk mengoleksi buku apapun, mau fiksi, maupun buku-buku diatas umur. Tapi.. nih ada tapinya, kadang-kadang (sebenernya sering) perpustakaan bertikaian dengan pihak-pihak, katakanlah suatu lembaga, yang mendukung penuh penyensoran. Jadi ya bertentangan gitu. Hal inilah yang menyebabkan dibentuknya Satuan Pertahanan Perpustakaan , yang punya kewenangan untuk berperang melawan pihak yang pro sensor. Untuk melindungi buku.

Yang sebenarnya menjadi inti cerita ini adalah kisah tentang Iku Kasahara yang memutuskan untuk masuk satuan pertahanan, menjadi satu-satunya wanita dalam kelompok yang katakanlah elit ini. Anggap aja semacam tentara(?) . Jadi ceritanya si Kasahara ingin (bahkan ngebet banget) masuk satuan ini demi menemukan pangerannya.

Siapakah pangerannya? Jadi, lima tahun yang lalu, sedang dilakukan penyensoran buku-buku di toko buku ketika Kasahara-pun berada disana. Awalnya Kasahara ingin membeli sebuah buku fiksi yang diidam-idamkannya sejak lama. Tapi sayang, ternyata judul buku yang Kasahara inginkan itu termasuk dalam list 'buku-buku haram' . Kasahara menyembunyikan bukunya dibalik punggung. Dan well, sepertinya yang mudah diduga, petugas tahu kalo Kasahara menyembunyikan buku dibalik punggung. Terjadilah perebutan menegangkan diantara petugas dan Kasahara. Lalu, jreng-jreng-jreng, datang seorang anggota satuan pertahanan dan menyelamatkan Kasahara, menjamin buku yang Kasahara hendak beli tersebut.

Sayang, Kasahara lupa bagaimana wajah pangerannya itu. Jadi di satuan pertahanan inilah dia membulatkan tekad untuk mencari pangerannya.

**

Awalnya aku enggak sengaja nonton film ini lewat salah satu channel swasta. Tapi ga nonton semua gara-gara mesti pergi pas itu *-* . Nyari di internet tapi belum keluar (bajak detected). Pas udah keluar males banget download. Baru deh pas mamaku tersayang beli kuota baru, saya abisin kuotanya dengan download ni film bhuahahaha.

Film ini bener-bener film yang luar biasa deh. Action, romance, comedy, semuanya digabung jadi satu dengan seimbang dan narik ulur hati kita owawawawa. Ada Kasahara yang dengan pedenya menceritakan ke anggota satuan pertahanan tentang pangerannya, ada juga Atsushi Dojo yang kuudere wkwkwkwk. Kalo kalian nonton, pasti ketahuan deh siapa sebenernya si Pangeran itu. Pokoknya jempol buat sutradara. Filmnya memuaskan banget, disatu sisi bikin ngocok perut abis, satu sisi bikin gemes sama tingkah si Dojo, bikin stres (entah kenapa jadi saya yang ngebet sama si Dojo awkwkwk) , dan disisi lainnya lagi, bikin tegang gara-gara perang.

Suasana perangnya bener-bener suasana perang loh. Senapan-senapan. Kematian. Sandera. Darah. Saya enggak nyangka ada yang punya imajinasi dengan 'Perang untuk melindungi buku' .

Tokoh favooorit sayaaaaaaaa adalaaaaaahhhh

ATSUHI DOJOOO~~~

Entah kenapa sikap-sikap cowok dingin di film itu selalu buat saya jatuh hati
yaa :'v . Disini ceritanya si Dojo lagi salting. Ntu liat dibelakangnya pada
ketawa-ketawa.

Kalian yang suka ketiga genre ini; action, romance, maupun comedy, wajib nonton film ini! Recommended bangettt. Semua genrenya dapet, dan pas. Kayak sup deh, sayuran dan rempahnya saling melengkapi (eh?) . Ga berlebihan, tapi tetep buat geregetan. Yah, sebenernya saya emang suka tipe-tipe romance beginian sih, sama-sama suka tapi sama-sama ga sadar, dilandasi oleh kebencian gajelas owaaaaaa. Jadi kan ada konfliknya.

Sekian dulu . Pengen nonton ulang :'v

2 Comments

Curhat

Seorang Introvert

By Sheren - Sunday, October 11, 2015

PS : 2018, tulisan ini aku ubah mengikuti perkembangan zaman.

*Ini tulisan udah agak lama mendem dilaptop, akhirnya kuposting juga*
Dulu aku kira aku anak yang menyedihkan—pemalu, pendiam, penyendiri. Aku jengkel sekali dengan diri aku karena ‘ga bakat’ ngomong di depan kelas. Ga bisa mencari topik pembicaraan dengan kawan satu kursus atau kelas. Intinya, sulit bergaul. (Kuper, eh?)Sedangkan disekitar aku interaksi sosial terus terjadi. Aku cuma ditengah-tengah. Sendiri. Atau meringkuk dipojokan.

Aku terus-menerus berusaha bisa seenggaknya berbicara di publik, tapi percuma. Gagal. Ah, sebenarnya gue kena penyakit apaan sih?!

Kemudian, disuatu waktu, datanglah hari dimana aku menemukan jati diriku. Jawaban kenapa aku begitu membenci KURIKULUM 2013. Aku enggak ingat tepatnya kapan, pokoknya pada akhirnya, secara enggak sengaja (makasih Tuhan udah ngasih aku hobi baca buku), aku tahu kalo aku seorang introvert.

Wow. Ternyata kepribadian seperti itu memang ada.

Karena sejatinya, introvert itu bukan seorang pemalu seperti yang kalian kalian pikirkan. Berbeda.

Introvert ini hanyalah tempramen bawaan ‘sejak lahir’. Normal. Tentu saja normal. Sama kayak kalo kalian seorang ekstrovert, itu normal.

Normal, tapi tetap berbeda. Normal, tapi tetap minoritas. Menurut buku yang aku baca, hanya ada 25% orang introvert di dunia ini, sisanya ekstrovert. Woah, cuma seperempat dari populasi dunia. Asik banget.

Aku enggak tahu sih sekarang, itu buku agak lama soalnya. Tapi tetap saja masih menjadi minoritas.

Kami orang-orang berbeda. Dan mungkin kami lahir di tempat yang salah. Kami lahir di lautan manusia-manusia ekstrovert, kami lahir di dunia yang sengaja diciptakan untuk para ekstrovert.

Kami sudah divonis dalam kesepian dan kesendirian.

Hahahaha

Well; less is more. Jadi minoritas itu enggak selalu jelek. Apalagi sebenarnya orang-orang introvert ini, jauh dari apa yang terlihat. Kayak sungai yang dalam, tetap tenang tapi ‘menghanyutkan’, tenang, tapi ternyata banyak hal yang bisa dilihat didalamnya. Bukannya sungai yang dangkal, yang cuma bisa dilihat ‘diluarnya aja’, cuma riaknya aja, tapi ya itu tuh, dangkal.

Introvert, dari berbagai survey yang saya dapatkan, adalah ‘minoritas yang kuat’. Minoritas yang dibutuhkan dalam mayoritas. Minoritas, tapi diisi oleh orang-orang jenius ~~kayak aku~~.

Dalam hal ini, sama juga kayak jurusan IPS dan IPA. IPA memang mayoritas, tapi yang mengubah dunia adalah manusia-manusia IPS bukan? Manusia-manusia yang cuma dibagi dalam dua kelas dari sembilan kelas di sekolah? *nyindir lagi* *abaikan* .

Saya enggak menyesal sama sekali karena saya menjadi seorang introvert. Salah satu cara yang paling tepat untuk dilakukan saat ini adalah menerimanya, bukan melawannya. Jadikan sifat ini sebagai teman yang memang kita butuhkan. Bukannya musuh yang harus dilawan. Untuk apa menjadi orang lain? Memaksakan seluruh tubuh menjadi sosok ekstrovert? Kalo memang enggak bisa, yaudahlah. Yaudah.

Kalian tahu orang-orang terkenal di dunia ini yang ternyata seorang introvert? Sebut saja Abraham Lincoln, Bill Gates, J.K Rowling. Dan masih banyak lagi orang-orang hebat diluar sana yang ternyata seorang introvert.

Mungkin kadang-kadang aku masih akan minder, masih akan kesulitan hidup dan menentukan tujuan ditengah-tengah para ekstrovert, tapi enggak masalah. Setidaknya aku tahu aku siapa, dan bisa membimbing diriku sendiri. Perlahan. Dan pasti.

Ada banyak pekerjaan menyenangkan untuk si introvert, contohnya penulis, desainer, programmer, psikolog, bahkan pustakawan *-* .

Jadi PNS juga bisa :v .

Buat kalian yang masih bingung apakah kalian seorang introvert atau ekstrovert, aku bisa memberi sedikit ‘petunjuk’ , misalnya aja; introvert akan selalu butuh waktu lebih banyak untuk sendiri—lebih senang sendiri, tidak terlalu suka keramaian atau pesta-pesta, biasanya lebih senang mengemukakan pendapat ke sedikit orang saja, ke teman dekat, enggak ke depan umum. Berpikir panjang sebelum berbicara. Lebih senang menyampaikan sesuatu lewat tulisan.

Yah, hal-hal seperti itulah intinya, ada banyak lagi hal-hal mendetail lainnya. Coba saja browsing di internet mengenai tes introvert ekstrovert, dibuku-buku pun banyak.

Oh ya, ga lama ini aku juga baru tahu kalo aku itu introvert yang bertipe plegmatis; si tukang damai yang (anehnya) sarkastis.

Dan well, memang sih. Disebutkan ciri-ciri seorang Plegmatis itu adalah tipe yang netral, mencari jalan pintas tercepat dan ga ribet. Plegmatis juga lebih memilih menyembunyikan emosi untuk menghindari konflik. Aku sendiri memang lebih senang menyembunyikan emosiku--terutama untuk orang-orang yang tidak terlalu dekat. Melapisi, terus melapisi emosiku agar yang keluar adalah yang paling terkontrol. Tentu saja aku pernah marah, kesal, dan kecewa dengan orang. Namun mereka lebih sering tidak mengetahuinya. Aku hanya akan tertawa dan berkata, "Santai saja." It's more better. Aku cukup berharga untuk terlibat dalam konflik yang akan menguras waktu dan tenaga. Jadi selama bisa damai, aku akan tetap berada dalam posisi itu.

Nah, pesan pribadi dariku untuk kalian sih; buat yang introvert, jangan bersusah payah menjadi ekstrovert, tapi lebih baik manfaatkan sebaik-baiknya kelebihan yang kalian miliki sebagai seorang introvert. Aku yakin kalian bakal tetap sukses sukses. Dan buat yang ekstrovert, berhentilah bersikap seakan-akan kami ini seseorang yang rendah. Tatapan tidak percaya saat kami melakukan sesuatu yang tak disangka, sikap tidak perduli, pandangan meremehkan, itu semua menyakitkan :’) *kupernah alami itu* *mohon maaf kesinisannya*