One Fine Day - Culinary Trip (Pontianak-Mempawah-Peniti)

By Sheren - Sunday, February 16, 2020

Itu judulnya biar keren aja. Padahal mah cuma 3 tempat makan haha.

Oke. Hai semua. Jadi sekitar pertengahan Januari 2020 kemarin, saya dan doi melakukan sebuah perjalanan yang agak panjang daripada cuma di dalam kota. Sebenarnya perjalanan ini sudah direncanakan sejak bulan Desember. Berbeda dengan pertengahan 2019 lalu di mana dilakukan secara hampir mendadak dan kami fokusnya adalah semenyenangkan mungkin-seirit mungkin, kali ini kami berfokus pada makanannyaaaa.

Direncanakan jauh-jauh hari, kami mulai me-googling tempat makan yang kami perlu singgahi. Enggak googling kayak gimana sih, cuma mau memastikan tempat itu masih belum lenyap dari peradaban. Terdapat kriteria tertentu dari tempat yang ingin kami kunjungi. Kriteria utama (dari saya) sih tempat makan yang iconic dengan daerah tersebut. Dikenal, sudah lama ada, dan menunya oke. Kami juga memperkirakan budget keseluruhan, sehingga saat jalan-jalan nanti, kami tidak perlu menahan diri untuk sok hemat, dan tidak juga kebablasan. Budget kami 200k/orang. Tidak terlalu besar, tetapi juga cukup untuk bersenang-senang seharian.

Kali ini, berbeda dari perjalanan jauh sebelumnya, saya enggak mematikan data selular saya. Ada beberapa pertimbangan penting untuk ini. Pertama, saya takut kalo tiba-tiba pengisian mata kuliah tiba-tiba dibuka dan saya kehabisan kelas karena gatau. Kedua, saya takut kalo tiba-tiba ada tugas dari organisasi (dan ini benar terjadi, saya dihubungi beberapa kali). Ketiga, saya mau buat snapgram HAHAHAHAHA.

Maaf untuk basa-basi yang panjang banget ini. 

Mari lanjut ke cerita dan review jujur di bawah ini.

Pemberhentian pertama kami adalah AMING COFFEE.
Cabang di Jln. Podomoro, Pontianak.



Saya ga tahu apakah sejak 1967 namanya emang Aming Coffee, atau namanya berubah setelah terkenal. Satu hal yang pasti, tempat ini memang terkenal sekali karena kopinya. Mereka juga sudah punya produk kopi sendiri, dan saya biasa minum kopinya di rumah. Kopinya ini terkenal lumayan strong ya, bahkan kopi susunya. Saya sudah beberapa kali meminumnya dari cafe dan efeknya emang lumayan... sehingga untuk kopi aming, saya lebih suka buat sendiri di rumah dengan kadar kopi yang ga terlalu banyak dan lebih dibanyakin susunya haha. 

Di cabang yang ini, ada dua tempat yang disediakan, indoor (ber-ac), atau outdoor. Selalu ramai. Dan saya selalu memilih indoor karena ada sofa untuk duduk-duduk santuy.

Saya awalnya mau memesan cokelatnya YANG JUGA ENAK BANGET (kalian mesti nyoba). Sayangnya, ternyata mereka lagi ga stock dan saya sedang ga mau ngopi karena kopi aming lumayan strong dan perjalanan ini bakal jauh. Jadi kami cari aman aja daripada perut kenapa-napa. 

Akhirnya, saya memesan segelas milo panas dan roti bakar keju. Doi memesan mie goreng dan teh susu. Total yang kami keluarkan sekitar 50k. 

Untuk milo dengan harga yang sedemikian, saya agak kecewa sih dengan milonya. Saya pernah merasakan milo yang lebih enak. Hanya menyayangkan padahal kopi dan cokelatnya bisa enak banget, tapi milonya biasa aja. 

Sher, lu ngarep apa sih dari secangkir milo? Wkwk. Ini kan kedai kopi, bukan kedai milo wkwk.

Roti panggangnya standar lah ya. Mienya juga keliatan enak (tatanannya bagus). 

Ada wifi.

Kami lumayan lama di sana, dari jam set 8 dalam set 10.

Dan kami langsuuung menuju kota sebelah, Mempawah! Dua jam perjalanan tanpa singgah, tulang punggungku benar-benar diuji kesabarannya. Sepanjang perjalanan, sepertinya saya lumayan banyak ngoceh. Apa saja dari kanan kiri kami saya comot untuk dijadikan topik.


Pemberhentian kedua kami adalah KANTIN BESTARI.
Mempawah. (Masuk ke jalan kecil/gang. Intinya tidak di jalan utama)



Sesuai perkiraan, sekitar tengah hari kami sampai di kantin ini. Kantin ini sudah berdiri lama banget, saya bahkan ga ingat kapan haha. Dulu waktu kecil, setiap ke Mempawah, kami biasa singgah ke kantin ini. Sebagaimana Mempawah, kantin ini terkenal karena menu-menunya kayak Sop Tulang dan Mie Tiaw. Sepertinya dua itu sih yang paling terkenal (koreksi saya kalo salah).

Tempatnya sederhana saja Seperti rumah. Sebagian besarnya serba kayu dan sangaat ramai, apalagi ini jam makan siang. Tidak banyak tempat kosong yang tersedia. Sebagian besar yang makan di situ adalah pegawai kantoran dan keluarga (kami datang bukan di hari libur).

Saya memesan sop tulang karena emang udah kepengen coba lama sekali. Doi memesan mie tiaw. Kami juga memesan dua es jeruk besar. Tidak butuh waktu lama, pesanan kami sudah datang. Menggiurkan sekali. Seingat saya, harga sop tulangnya Rp.47.000 dan mie tiawnya Rp.30.000an. Sedangkan es jeruk besar harganya Rp.16.000/gelas.

Sop tulangnya enak. Setidaknya mereka tidak pelit porsi. Daging dalam sop itu cukup banyak sehingga untuk berbagi juga ga masalah. Dagingnya lembut sekali, sekali gigit langsung lumer di mulut (ini apa sih wkwk). Hanya menurut saya, agak kurang asin saja. Saya mencari-cari garam tapi tidak ada di sekitar meja. 

Mie Tiaw-nya..saya hanya mencicip sedikit punya doi. Dan lagian, mie tiaw bukanlah menu favorit saya sejak dulu. Jadi enak tidak enaknya tidak bisa saya tentukan. 

Dannnn es jeruknyaaaaa! Saya kecewa berat. Dengan harga Rp.16.000, es jeruknya cenderung asam-pahit. Kurang gula. Jujur agak kaget juga dengan harga es jeruk segini Biasa kan saya selalu dapet es jeruk seharga di bawah 10k bahkan cuma 5k aja hehehe.

Kalau dibilang mahal.. Yah saya ga heran sih tempat ini cenderung mahal, toh ini tempat makan yang sudah terkenal sekali, dan lebih ditujukan untuk tempat makan keluarga atau orang-orang yang sedang dinas keluar kota, bukan orang dengan kocek mahasiswa seperti kami hehehe. Tapi untungnya kami sudah memperkirakan ini sehingga tidak begitu masalah karena budget sudah tersedia.

Pemberhentikan ketiga kami adalah PENGKANG, PENITI.


Foto yang ini terpaksa ambil di story ig saya
karena hp terinstal ulang jadi ada yang tidak ter-backup.


Dari Mempawah, kami balik lagi ke arah Pontianak. Nah, dalam perjalanan, kami pun singgah ke Pengkang, Peniti  buat nge-snack. Tempatnya dari jauh udah cantik, jadi saya emang berniat ke sini sih. Luas, banyak tempat pilihan dari depan dan belakang. Pas dikasih menu, saya baru sadar kalau dia ga cuma jualan pengkang hehehe emang dasar saya kudet. Mereka banyak menjual menu makanan berat yang kayaknya enak banget sih. Tapi kebetulan sekali saya dan doi baru selesai makan. Jadi kami cuma minum es liday buaya dan (saya lupa doi pesan apa), lalu tentu saja pengkangnya sendiri. Harga minumannya saya lupa, tapi pengkangnya per-jepit(?) dihargai 10k, dan disediakan empat jepit, jadi kalo makan semuanya bayar 40k khusus untuk pengkangnya.

Pengkang bakarnya seperti yang sudah-sudah, selalu enak. Saya lumayan suka makanan khas satu ini. Hanya saja, sekedar info yang mungkin berguna, kalian harus hati-hati saat makan langsung di tempat ini. Tanpa basa-basi, mereka akan langsung menyediakan menu pengkang lengkap dengan sambal begitu saja. Ingatlah bahwa semua makanan itu TIDAK GRATIS. Saya diingatkan doi saat makan kami di sini. Salah satunya adalah sambal kepah yang terkenal khas dan enaknya. Mereka memang menyajikan pengkang dengan dua sambal. Satunya sambal biasa, dan satu lagi sambal kepah. Kalau kalian ambil sambal biasa, tidak masalah. Tetapi kalau kalian mencicip sambal kepahnya dan bahkan hanya sedikit, kalian akan dianggap membeli satu porsi sambal kepah yang serhaga... sekitar 20k kalau saya tidak salah, atau lebih?

Untungnya saya tidak terkecoh hehehe.

Tapi kalau kalian memang penasaran dengan rasanya, dicoba saja! Kapan lagi kan? Hehe.

Selanjutnya, JUNGKAT BEACH!




Setelah kenyang ngemil pengkang dan mengistirahatkan perut sebentar, kami lanjut deh ke Jungkat Beach untuk menikmati sunsetnya.

Sunset terindah yang pernah saya lihat.


Lalu kami pulang.

Ah ya, dengan budget yang kami siapkan, saat pulang, budget kami masih tersisa :D . 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments