Catatan (panjang) di akhir semester

By Sheren - Saturday, May 28, 2016

Hari ini hari terakhir belajar efektif di kelas 2 SMA. Perasaan saya campur aduk. Bahagia. Sedih. Terharu. Kangen. Lega. Ada banyak sekali cerita di kelas dua ini.


Di mulai dari minggu terakhir ini yang sangat gila. Di puluhan posting sebelumnya saya sering menyebut kata 'saya sibuk', jadi saya enggak tahu apa kata yang lebih tepat lagi untuk minggu terakhir ini. Rasanya tuh kayak lagi kejaran-kejaran bersama waktu, berusaha mendahului waktu. Kadang-kadang di sela 'kejar-kejaran' saya berpikir, mungkin ini kesalahan saya sehingga 24 jam yang ada pun enggak cukup. Well, ini pengalaman pertama kalinya bagi saya cuma tidur beberapa jam dalam beberapa hari berturut-turut, yang jamnya pun bisa dihitung pake satu tangan. Minggu ini banyak sekali kegiatan, ulangan hampir setiap hari, pr-pr dari sekolah, pentas tari, ambil nilai aerobik. Saya bangun shubuh banget buat abcde, pergi sekolah tetap seperti biasa, lalu pulang sekolah langsung ada kegiatan tari, dan sebelum selesai pun saya langsung buru-buru pergi untuk ke tempat lainnya, lalu malamnya latihan ekhem aerobik di tempat teman, pulangnya belajar lagi, ngerjain tugas abcd, dan tidur pas hampir tengah malam. Mungkin bagi kalian ini hal yang biasa, tidur tengah malam dan bangun jam 2 shubuh, tapi saya bukanlah tipe makhluk malam. Saya tidur awal dan bangun di jam-jam biasa untuk sholat, bukannya......euh. 

Ternyata kegiatan itu terlalu berat, di awal minggu, saya sudah terbangun dengan perasaan seakan-akan lagi di rumah sakit (buat kalian yang pernah 'liburan' di rumah sakit, pasti tahu rasanya. Perasaan melayang, linglung, silau, dan badan panas. Saya kadang-kadang merasa sedang di dunia mimpi hahahaha). Ini pertama kalinya setelah sekian lama saya 'sakit beneran'. Pengen izin masuk, tapi ada banyak sekali ulangan dan sudah akhir minggu, dan saya sudah banyak izin karena sesuatu dan lain hal (yang pasti bukan demam lucu-lucuan). Akhirnya, saya tetep melakukan hal-hal seenggaknormal biasanya, bangun shubuh, pulang malam, o yeah. Tapi alhamdulillah sekarang saya sudah mulai sehat.


Wow. Gue cantik banget.
*ups

Ini temen-temen deket saya di kelas XI IPS 2.

Ah ya, pokoknya begitulah, minggu gila ini akhirnya berakhir, bersamaan juga dengan berakhirnya belajar efektif, berakhirnya kenangan bersama teman-teman dan guru-guru kelas dua.

Iya. Mereka. Aduh, ini masih kelas dua tapi saya merasa sedih sekali. Mungkin karena akan ada kemungkinan kelas dibaur, juga karena guru-gurunya akan berbeda. Sejujurnya ya, di banding saat kelas satu, saya lebih suka kelas saya yang sekarang, baik guru maupun teman-temannya. 

".....Rasanya seperti punya teman..." -- Luna Lovegood, Harry and the Half-Bold Prince
Ya hahaha. Saya mendapat teman yang 'gue banget' di kelas ini. Perasaan saya lebih nyaman dan semangat. Dan guru-gurunya jauh lebih menyenangkan (bukan berarti yang kelas satu kebalikannya, ya.) Saya bisa melihat nilai saya menjadi jauh berbeda saat diajar oleh guru-guru yang berbeda. Perubahan drastis ada pada Bahasa Indonesia dan Matematika (Makasih buat Bu Mel dan Pak Hendy, seribu satu doa tulus dari saya haha). Well ya, khusus untuk dua guru luar biasa di atas, saya sungguh-sungguh berterimakasih. Kedua guru tsb lah yang membuat saya berucap, "Akhirnya!" Rasanya ingin selalu di kelas dua supaya bisa diajar dengan guru yang sama haha, tapi saya harus naik kelas dong. Sejauh yang saya hitung, selama sebelas tahun sekolah, hanya ada 4 guru Bahasa Indonesia yang ideal banget yang pernah mengajar saya, dan hanya ada 3 guru matematika yang bisa mengerti saya *eh *hakhak. 
Saya seorang pengkritik pedas yang bisa menghabiskan banyak waktu untuk mengkritik lewat tulisan (kalau kalian pernah baca blog saya waktu saya SMP, kalian akan geleng-geleng melihat betapa banyaknya saya mengkritik sesuatu--dari peraturan sekolah sampe guru yang mengajar, secara terang-terangan) , tetapi kali ini, saya secara tulus ingin bilang saya sedih banget enggak lagi di ajar guru-guru kelas dua. Bahkan guru-guru yang terkenal garangnya--atau yang isi pelajarannya kurang saya sukai, pada akhirnya tetap membuat saya galau karena tidak diajar mereka lagi haha. Sebut aja pelajaran tari (maaf), saya kurang suka nari, karena dari kecil udah enggak bakat. Jangan kira ini pandangan kilat saya terhadap diri saya. Saya sudah pernah ikut banyak sanggar dari SD, bahkan Kijang Berantai juga pernah, tapi........................ Well, pokoknya itu bukan jenis seni favorit saya. Tapi kebaikan dan kesabaran gurunya benar-benar membuat saya tersentuh sampe saya mau-maunya belajar keras wkwk. Seperti itulah teman-teman, seringkali sifat guru lebih memengaruhi daripada kesukaan/ketidaksukaan kita dalam pelajaran.

Canggung rasanya, melihat seminggu terakhir ini, bukannya kami--para siswa--yang meminta maaf, tetapi justru guru-guru kami yang secara tiba-tiba di akhir pelajaran mengucap maaf plus pesan-pesan untuk masa depan kami. Jujur, hati saya sekarang sedang melankolis banget.   

Apakah perasaan kehilangan saya berlebihan? Entahlah, dari SD saya selalu amat sangat menghargai dan menyayangi guru (ada juga sih yang kebalikannya dan terkena cipratan kritikan saya, tapi pendapat saya untuk sebagian besar guru adalah sama) sampai-sampai saya bercita-cita jadi guru (tapi dengan suatu alasan, meskipun masih ingin, saya sudah berpindah cita-cita). Pokoknya sekali lagi, saya ingin berterimakasih banyak untuk semua guru yang sudah mengajar saya di kelas dua.

Kemudian teman-teman saya. Saya mendapati ada banyak teman saya yang juga lebih suka kelas yang sekarang. Jangankan mereka, saya sendiri juga begitu. Semua tugas yang dikerjakan dengan terburu-buru, ulangan yang menegangkan, nilai yang dinanti-nanti, ringisan saat dimarah guru, penceburan korban ulang tahun (dan dimarah guru juga), menyetel lagu keras-keras (lagi-lagi dimarah), saling mengikat simpati saat kelas kami terkena fitnah kejam sebagai 'kelas yang sangat tidak terpuji' (hahaha), kehebohan dan keharuan menghadapi dbl, rencana licik untuk menunda tugas, atau ulangan, atau remedi, jogging bareng temen (di tengah kabut asap), belajar bareng, aaaakhhhh saya mulai kangen. Bahkan orang-orang menyebalkan di kelas pun rasa-rasanya saya senangi juga. Penghargaan tak terhingga saya berikan untuk Pak Sukron, wali kelas kami, yang enggak pernah lelah untuk mengatur kami menjadi anak baik-baik. Kebanggaan bapak adalah kebanggaan saya juga :D :D. 

Bersama Bapak Guru Matematika. Percayalah, gurunya enggak garang.


Hari Kartini. Hayoooo saya yang mana hayooo.
Dan ekskul-ekskul. Mungkin yang terakhir ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh, toh biarpun satu tahun berlalu, orang-orang kami tetap itu-itu saja. Hanya saja kesibukan ekskul memang luar biasa menyita waktu. Jalan hidup saya di ekskul seriusan aneh sekali--nyaris selalu menjadi sekretaris. Padahal pas smp saya tidak ada pengalaman jadi sekretaris sama sekali. Lucu saja, melihat orang-orang terlalu memercayakan saya di bidang yang satu ini, padahal sejujurnya saya bukan orang yang telaten. Sekarang saya agak jenuh. Kalian pasti paham kan, ada kalanya orang-orang yang terus menerus melakukan hal yang sama, bukannya semakin ahli, tapi justru menjadi bosan dan akhirnya pekerjaan yang dilakukan jadi enggak maksimal. Saya pikir sekali-kali kita harus keluar dari 'zona nyaman' untuk memperkaya diri. Eventually gue cukup kecewa karena pengalaman bidang di SMA yang kujalani hanya satu. Padahal, sekali lagi kutekankan, saya ikut kegiatan luar untuk mencari pengalaman, dan ini adalah masa SMA, masa kita bersenang-senang. Kelas dua adalah puncak-puncaknya kesenangan itu, soalnya pas kelas tiga kita seharusnya sudah fokus untuk 'masa depan'. 
Saya sekali-dua kali sudah mencoba nolak, tapi diabaikan. Saya juga orangnya terlalu mudah dibujuk.
Yah.... Sebenarnya pun akhir-akhir ini saya lagi mencoba menjalani program "JAGALAH MATA! JANGAN TERLALU BACA BACA NOVEL, LIAT TV, SMARTPHONE, APALAGI LAPTOP!!!!" , itulah sebabnya saya agak enggan dengan hal-hal semacam sekretaris yang menuntut untuk melihat laptop. Tapi kan lucu juga, kalo saya bersikeras nolak dengan alasan, "aduh, aku lagi ga mau deket-deket layar laptop." 

Jadi yaudah. Gagal total deh program ini (sekarang aja lagi liat laptop, nulis blog. hae)

Tapi tenang saja, saya bakal tetap bertanggung jawab penuh dengan amanah yang sudah diembankan kepada saya.

Pramuka. Japanese School. Ekskul-ekskul yang membesarkan saya selama di smansa. Ketemu alumni-alumni yang punya pengalaman luar biasa, ketemu orang-orang Jepang yang bercerita tentang kehidupan nun jauh di sana. Saya suka Pramuka dari SD. Apapun alasannya saya tidak begitu perduli. Memang adakalanya bosan di tengah-tengah, tetapi saya sudah berpegang pada prinsip, jadi tetap saya jalani. Di ekskul ini banyak sekali cobaannya--jangan tanya apa--untunglah tetap bisa saya lewati. Dan ekskul ini luar biasa sibuk, nyaris setiap sabtu saya pulang menjelang malam, kadang-kadang sampe beneran malam. Tapi meski begitu, banyak sekali pengalaman berharga yang saya dapatkan, segala yang tidak akan saya dapatkan di kelas formal.
:))))

Kalo Japanese School...hmm..anggota angkatan saya hanya beberapa belas, tetapi mereka cenderung aktif. Menurut saya, kekeluargaan di ekskul JS ini berhubungan dengan makanan. Yah, jadi semakin banyak makanan yang kami buat, semakin dekatlah kami(?) . Well, begini, setiap ada event sekolah ataupun event JS sendiri, kami nyaris enggak pernah memesan makanan, tapi buat sendiri, bahkan sampe nginap. Dari situlah, sambil motong ayam, kami mengobrol, sambil memasak cream soup, kami ngobrol, sambil mengiris bawang, kami ngobrol, sambil buat sushi, kami ngobrol. Dari sini kami belajar masak, jadi bisa masak. Di sekolah, kami kayak siswa normal lainnya, tapi kalo kami sudah berkumpul...............................

Tentu saja JS tidak hanya berfokus pada masak. Kami belajar budaya dan sastra Jepang, dan belajar berorganisasi juga. Oya, saya lupa bilang, JS saat ini masih sebatas Komunitas, tetapi lagi diusahain untuk dijadikan ekskul. Kelihatannya sih positif bakal jadi ekskul kalo angkatan di bawah kami juga bekerja keras untuk melanjutkan usaha kami. Saya acungkan jempol buat ketua kami, Rachman, yang sudah mendorong saya kami habis-habisan untuk menyelesaikan proposal dan lpj. Belum pernah saya melihat ketua yang dengan begitu baik hati turut turun tangan dalam membantu di hampir segala hal, enggak cuma nyuruh-nyuruh dan marah-marah.



Kelas tiga nanti mungkin keaktifan saya di ekskul bakal menyurut karena toh mama saya dari sekarang udah mulai meneror saya agar kelas tiga off sama sekali dari ekskul.

Apalagi ya....hm...kalo kejengkelan sih, sudah tentu ada, tapi hal-hal seperti itu sebaiknya ga terlalu di ekspos. Nanti malah disindir-sindir enggak jelas (pengalaman, meskipun ini pengalaman orang lain). 

Hal-hal konyol? Ah.. banyak sekali. Sekali saya pernah membuka tas dan menemukan kado dari teman-teman saya (makasi yaa)  . Kami juga pernah membuat surprise ulang tahun untuk teman, yang akhirnya ngaret dan gagal dan sepanjang waktu ketawa terus. Pas itu kami (para pelaku) bener-bener kayak maling di rumah orang, mengendap malam-malam, hahaha luar biasa. Ck, saya sudah jarang nulis cerita keseharian di blog, nury diary juga jarang, jadi banyak hal yang saya lupakan. 

Kalau hal yang kurang di kelas dua.... mungkin.... saya belum menemukan idola di smansa padahal teman-teman saya sudah punya cogannya masing-masing :''( :'v . Saya juga kangen mempermainkan orang-orang yang lagi cinta monyet *abaikan*  *setia menunggu* *yaeaeaea*

Oke, beberapa hari lagi saya akan ulangan umum. Semogaaaaaa saja nilai saya di ulangan bagus-bagus aamiin. Doain saya pemirsa :D doa kalian sangat berharga. Saya berharap di kelas tiga saya berada di kelas dengan teman-teman yang sama seperti sekarang dan dengan guru-guru yang sama yang lebih baik. Saya juga berharap nilai-nilai saya di raport akan lebih bagus di kelas tiga supaya bisa masuk ke jenjang berikutnya sesuai dengan apa yang saya tuju :)

  • Share:

You Might Also Like

0 comments