Kami datang, lalu dibantai

By Sheren - Saturday, May 21, 2016

Hai pemirsa! Lama kagak nulis blog. Tugas benar-benar membuat saya lupa waktu! Saya bahkan bingung bagaimana bisa saya menyelesaikan semua tugas dan ulangan, bagaimana bisa tiba-tiba saya berada di ujung semester dua.......

Yah, sejenak, mari kita lupakan tumpukan tugas yang rasa-rasanya melebihi tinggi saya, karena sekarang, saya ingin membahas topik yang pernah saya bahas juga tahun lalu (dengan jalan cerita kurang lebih sama) yaituuuuuuuuuuuu:

DEVELOPMENTAL BASKETBALL LEAGUE !!!!!!!

sorry, saya enggak memotret jalannyap ertandingan, jadi cuma
ini yang bisa ditampilin haha. 


Pada tahu kan? Liga basket antar sekolah...

Saya bukan pecinta berat jenis pertandingan bola-bolaan. Tetapi DBL ini secara umum jadi 'acara' favorit sekolah saya setiap tahunnya, jadi saya kecipratan juga. Sebagai kompetisi yang cukup bergengsi, DBL ini menjadi agenda penting di smansa, sehingga kadangkala ada ekskul-ekskul yang memilih mengundur jadwal mereka supaya ga bentrok dengan DBL. Begitulah. Kami warga smansa semangat banget buat nonton mereka, menjadi suporter ganas di arena, menerkam suporter lain. haha.

Sayangnya tahun ini...ketidakberuntungan menghampiri kami. Baru dua kali bertanding sudah bertemu dengan juara tahun lalu, SMA St Petrus. Bukannya saya meremehkan sekolah saya sendiri, tapi yahhahahahahaha. Rasa-rasanya kami cukup tahu lawan kami deh, untuk mulai merasa cemas.

Maafkan saya dengan judulnya yang menyakitkan.

Permainan sangat menegangkan dan penuh pengharapan. Suporter dari SMANSA seperti biasa banyaaaaaak (dan ganas-ganas) banget, lautan biru. Kami berteriak-teriak sepuas hati demi menyemangati diri sendiri tim kami.

Tapi tetap saja, rasanya pengen tutup muka, enggak pengen melihat pertandingan. Sebenernya dari rumah saya sudah menggenapkan hati untuk datang dan menyaksikan pembantaian yang telah saya prediksikan. Namun...saya tetap sedih dengan hasilnya, lebih sedih daripada tahun lalu karena tim sekolah kami baru main dua kali. Terutama karena saya lebih kenal teman-teman yang bermain. Terutama karena bisa jadi ini terakhir kalinya saya menyaksikan pertandingan.

Well, meskipun rasa-rasanya seluruh suporter smansa hari ini mendadak jadi peramal ulung karena bisa menebak masa depat dengan tepat, kami tetap gila-gilaan, enggak lesu. Kami tetap berteriak semau hati kami sampai mengalahkan suara musik, apalagi mc.

Oh ya, saya juga pengen kasih aplaus buat kapten tim basket sekolah kami--Rafi, yang kebetulan teman sekelas saya. Kapten yang luaaaaar biaaaasaaaaaaaaaaaaaaaaa, membuat lega penonton dengan penyelamatan mengagumkan (wkakakaka) , seru juga mendengar satu tribun meneriakkan namanya berkali-kali (oke, saya ikutan) .

Apalagi ya? Kayaknya postingan kali ini pendek banget. Tapi saya ngantuk, dan masih banyak pekerjaan yang harus dituntaskan. Jadi sampai jumpa!

Terakhir, tetap semangat, baik untuk pemain maupun suporter tahun depan. Semoga tahun depat kita bisa merebut segala kejayaan kita di DBL! Heyaaaa~

  • Share:

You Might Also Like

0 comments