Midnight Sun

By Sheren - Thursday, July 26, 2018




Judul Film : Midnight Sun
Sutradara : Scott Speer
Rilis : 22 Maret 2018
Pemeran : Bella Thorne (Katie), Patrick Schwarzenegger (Charlie), Rob Jiggle (Jack, ayah Katie), Quinn Shephard (Morgan), dll.

Film ini bercerita tentang seorang gadis bernama Katie yang sejak kecil selalu berada di dalam rumahnya selama siang hari karena dia mengidap penyakit XP (lupa kepanjangannya) yakni penyakit langka yang membuatnya tidak bisa terkena sinar matahari. Jika ia terpapar sinar matahari, maka akibatnya akan fatal sekali. Jadi setiap harinya, dia hanya bisa memandangi orang-orang dari kamar jendelanya, dan bermain musik. Temannya di rumah hanyalah ayahnya dan Morgan (cewek), sahabatnya sejak kecil yang entah bagaimana menerimanya apa adanya. Selain itu, ada satu momen yang selalu Katie nantikan tiap pagi, yakni melihat seorang remaja laki-laki bernama Charlie berjalan melewati rumahnya saat menuju sekolah. Ya, Katie telah jatuh hati kepada Charlie sejak kecil.

Tahun demi tahun pun berlalu, akhirnya kelulusan SMA tiba dan Katie yang selama ini home-schooling akhirnya memasuki umur 17 tahun. Untuk merayakan 'kelulusan' dan bertambahnya umur Katie, dia meminta izin ayahnya untuk mengamen di stasiun kereta pada malam hari. Pada malam itulah dia bertemu Charlie.

Sebagaimana yang bisa ditebak, Charlie jatuh hati pada Katie dan akhirnya mereka menjalin hubungan yang serius. Katie tidak pernah memberitahu Charlie mengenai penyakitnya, dan selalu beralasan sibuk di siang hari, sehingga kencan-kencan mereka hanya dilakukan pada malam hari saja. Namun Charlie tidak keberatan dengan semua itu.

Semua berjalan sangat 'normal' hingga suatu hari.................


***

Oke, jadi aku baru saja selesai menonton film Midnight Sun tadi siang. Sebenarnya aku sudah tahu film ini sejak beberapa waktu lalu, namun aku tidak berminat untuk menontonnya, sampe seseorang membuat snapgram tentang film ini kemarin. Katanya sih, filmnya sedih dan recommended untuk ditonton. Nah, mendadak aku merasa lagi membutuhkan sejenis film romance yang sedih, sekalian meratapi liburan yang menyedihkan ini juga. 

Dengan semangat aku menyiapkan diri untuk bersedih. Wkwkwk aneh ya, mau sedih malah seneng(?) . Pokoknya begitulah. Aku pun menonton film tsb. 

Hasilnya?


Aku enggak suka filmnya. 


HAHAHAHA.

Jujur saja sih, film Midnight Sun ini enggak secantik judulnya. Jalan ceritanya klise sekali, mudah ditebak, enggak ada kejutan, enggak ada plottwist, dan akting para aktornya juga enggak maksimal. Butuh kesabaran tinggi untuk menyelesaikan film ini sampe habis. Aku hampir menyerah di tiga puluh menit pertama menontonnya. 

Ada banyak alasan sih yang membuat saya kurang suka. Pertama aktingnya. Well, aku sudah mengikuti perkembangan si pemeran utama, Bella Thorne, sejak dia masih 11 tahun, sejak masih polos nan imut. Tapi itu dulu. Sekarang dia berbeda sekali. Jadi saya kaget aja ngeliat dia di film itu kembali menjadi gadis polos apa adanya. Kurang cocok saja. Citra yang dia miliki di dunia nyata masih tergambar jelas dalam pemikiranku selama menonton film itu. Dan entah kenapa, kadang-kadang aku melihat gayanya agak mirip Kristen Stewart saat berperan sebagai Bella di seri Twilight Saga. Itu...agak mengganggu. Walaupun mungkin ini cuma menurutku. Tidak hanya Bella Thorne sebagai Katie, tetapi aktor lain pun masih kurang maksimal dalam memainkan peran mereka.

Lalu jalan ceritanya, ya ampun. Kenapa orang ga ada bosen-bosennya ya buat jalan cerita seperti ini? Klise sekali. Terlalu mudah ditebak. Tidak ada sesuatu yang baru yang bisa disuguhkan. Saat menonton film ini, aku jadi teringat film The Fault in Our Stars--yang juga aku ga suka AHAHAHA. Sebenarnya, walaupun emang agak berlebihan, aku berharap film ini bakal sekelas Me Before You. Film Me Before You  temanya juga kurang lebih sama; salah satunya sakit, kemudian jatuh cinta, mencoba berjuang bersama. Tapi jelas setelah menonton film yang ini, aku tahu mereka enggak bisa disandingkan. Ya jelas jauh bangetlah haha. 

Kelebihan yang bisa aku puji di film ini hanyalah humor di film ini yang lumayan menghibur. Tingkah-tingkah konyol Katie di awal hingga pertengahan film membuatku banyak tertawa. Saat dia kabur, saat pertama kali mengunjungi pesta.. momen saat Charlie bertemu dengan Ayahnya Katie juga lucu sekali.

Tapi ya itu saja, sisanya....biasa aja, cenderung membosankan. Alasan aku bertahan mungkin....karena cowoknya innocent dan ganteng banget? Wkwkwkwkwkwkwk becanda. Aku cuma berharap endingnya worth it untuk ditunggu, makanya aku bertahan. Tapi ternyata enggak sama sekali. 

Malah aku semakin jengkel sama endingnya. Di akhir cerita, Katie memutuskan untuk melakukan hal gila yang.....sia-sia banget menurutku. Aku paham sih, sebagai orang yang sakit dan umurnya udah enggak lama lagi *aduh ga sengaja spoiler*, pasti sesuatu sejenis permintaan terakhir itu penting banget. Tapi hal yang dilakukan Katie benar-benar egois. Dia justru harusnya membuat hari-hari terakhirnya semakin panjang dan menghabiskannya bersama keluarga. Harusnya dia bisa mengerti perasaan orang-orang terdekatnya yang masih ingin bersama dia selama mungkin. Bukannya malah...huf.

Belum lagi, semuanya menuruti permintaan Katie. Kalo aku sih, tidak peduli sebagai ayahnya, sebagai cowoknya, ataupun sebagai sahabatnya, benar-benar akan menolak permintaan itu demi Katie sendiri. Masih banyak alternativ lain yang bisa memuat bahagia selain menuruti 'permintaan itu'.

Aku lumayan heran sih, karena daripada sedih, aku malah banyak jengkel dan bosannya menonton film ini. Padahal aku tipe yang mudah menangis kalau menonton film hahahaha. Tapi yang satu ini kurang mengena. 

Aku banyak mengomel gaje ya kali ini haha.
Kesimpulannya? Aku enggak puas begitu menonton film ini. Bahkan menulis review film ini juga setengah hati. Tadinya aku mulai mengetik pukul 2, dan sekarang sudah pukul 4 lewat. Tapi kalo kalian butuh romance, mungkin boleh dicoba. 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments