Sebuah Langkah Baru

By Sheren - Sunday, October 27, 2019

Hampir akhir tahun! Yah sebenarnya ini masih bulan Oktober. Sekitar dua bulan lagi menuju akhir tahun. Tapi aku sudah tidak sabar saja hahaha.

Hampir akhir tahun. Aku membuka buku catatan harianku dan melihat ada beberapa target yang kutulis dan ternyata tercapai. Hampir akhir tahun, aku melakukan beberapa perubahan yang lumayan banyak mempengaruhi langkahku juga.

Misalnya, aku tahun ini dengan serius mencatat resolusiku. Resolusi yang sederhana saja menyangkut perubahan kecil. Tapi aku tetap terkejut beberapa hal itu tercapai. Ternyata menulis resolusi (kalau tercapai) menyenangkan juga. 

Tapi postingan ini tidak dibuat untuk membahas resolusi yang sudah kucapai. Ini tentang satu langkah mendadak yang kuambil : masuk organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa alias BEM di kampusku.

Kalau kalian pernah mengalami ketidakberuntungan dengan membaca postinganku yang dulu-dulu. Aku pernah menceritakan bahwa aku di awal 2019 mengambil keputusan untuk 100% non-job dari segala bentuk kegiatan organisasi di kampus. Ada banyak alasan sederhana yang menumpuk menjadi kompleks di balik keputusan itu. 

Di awali dengan aku yang merasa jenuh--dari SMP memulai organisasi dan tidak berhenti hingga kuliah membuatku jenuh dengan kegiatan yang tidak ada habisnya. Aku ingin me time, ingin menjalani kehidupan normal sebagaimana mahasiswa mageran yang setelah kuliah bakal hang out bareng teman, atau bareng doi, atau bahkan jalan-jalan sendiri. Aku ingin lebih banyak di rumah membantu orangtuaku dan bermain dengan adikku, aku ingin menyempatkan waktu belajar jadi 'cewek' dengan mengemaskan rumah, memasak, dll. 

Kemudian aku juga ingin mengalihkan uangku yang biasanya diabdikan untuk organisasi (alias danusan wkwk dan pernak pernik seperti baju angkatan dll) menjadi untuk kepentingan pribadiku, seperti mencoba make, atau baju, tas, sepatu, dan bahkan makanan!

Alasan terakhir, aku mau mencoba menaikkan IP ku yang keasyikan meluncur ke bawah.

Dan aku melakukannya! Walaupun emang ga enak hati sama temen-temen seorganisasi (aku menolak segala bentuk tawaran menjadi panitia), aku mendapat timbal balik kesenangan pribadi dengan waktu luangku yang waktu itu tidak terbatas. Aku bersenang-senang sepenuhnya, tidak ada beban di luar akademik (apalagi hanya 6 matakuliah waktu itu). 

Tapi sayangnya, ternyata kesenangan itu tidak lama. Setelah hampir setengah tahun aku jadi pengangguran, aku mulai merana wkwk. Rasanya seperti manusia tidak berguna. Jiwa aktivisku mulai meronta-ronta menginginkan pemberontakan (apasih astaga). Aku tidak menyangka perasaan seperti ini akan muncul. Ternyata kita sebagai manusia memiliki perasaan ingin dibutuhkan. Mengambil 'cuti' dari organisasi memang baik untukku, ada banyak manfaat yang bisa kuambil yang tidak bisa aku jabarkan satu persatu. 

Tetapi tanpa organisasi aku juga merasa kosong dan asing.

Oke mungkin kalian mulai menganggapku lebay. Haha. Tapi perasaan itu benar-benar nyata. Aku seperti tertutup dari kampusku sendiri. Lingkup pertemananku hanya sebatas teman-teman yang itu-itu saja.

Aku ingin keluar dari lingkaran tertutup ini.

Mungkin beberapa orang bakal berpikir : "Ya tinggal kembali ke organisasi lama, elah."

Tapi bukan itu yang aku ingin lakukan. Kalian pernah dengar tentang memulai lembar baru? Nah, itulah yang ingin kulakukan. Aku ingin masuk ke lingkaran lain yang sama sekali asing, tanpa membawa teman, ataupun dibawa teman. Karena jujur saja, aku takut jika aku masuk bersama teman, maka aku akan kembali mengulangi kesalahan lama : terlalu bergantung dengan teman. 

Aku ingin survive sendirian, mandiri, beradaptasi seorang diri dengan lingkungan yang asing.

Dan sejujurnya, membentuk kepribadian baru. Kepribadian yang lebih ceria, lebih terbuka, lebih santai.

Jadi, bagaimana akhirnya aku memutuskan mendaftar ke BEM?

Well, sebenarnya di awal aku tidak begitu ambil pusing saat BEM membuka pendaftaran. Aku belum yakin dengan diriku sendiri apakah sudah waktunya aku masuk organisasi atau belum. Bahkan aku sempat melewatkan pendaftarannya!

Tapi kemudian, aku ingat pada suatu malam, 'dia' memberitahu saya kalau pendaftaran diperpanjang, Kalian tahu dia itu siapa? Ya tebak ajalah wkwk.

"Coba daftar gih Sher." kurang lebih itu yang dikatakannya. Ditambah dengan ceramah panjang tentang saya terlalu awal untuk berhenti organisasi.

Aku pun mulai merenung panjang dan memikirkan berbagai hal tentang cocoklogi, hidayah, eta terangkanlah, chemistry, dan keajaiban alam yang terjadi hingga aku memutuskan bahwa pembukaan pendaftaran yang kedua ini sepertinya memang kesempatan dan jawaban atas keinginan hati terdalam saya.

Penuh filosofi sekali ya perjalanan ini, hahaha.

Dan sekarang aku di sini. Di antara mereka.



Saat aku akhirnya masuk BEM, ada beberapa hal yang aku perhatikan kembali dengan lebih jeli dan teliti. Secara keseluruhan, mahasiswa yang menjadi aktivis dan mahasiswa yang tidak ikut organisasi itu memang jelas sekali perbedaannya. Bahkan sebenarnya, antara Himpunan, UKM, dan BEM itu benar-benar memiliki perbedaan yang mendasar. Bukan hanya dari fokus dan prioritasnya, namun dari budayanya itu sendiri. 

Masuk BEM, aku sejenak merasa kecil sekali. Aku tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan mereka. Hem, aku agak kesulitan untuk memuji mereka tanpa terlihat memuji (apalagi sih wkwk).

Aku dikelilingi orang-orang yang cerdas dan berbakat. Orang-orang berintegritas yang tidak akan menghabiskan waktu dengan beromong-kosong, berandai-andai. Merekalah orang-orang yang sebenarnya luarbiasa sekali, dan rela memegang loyalitas kepada BEM. That's cool. Bagian terbaiknya, mereka masuk organisasi untuk memberi, bukan untuk meminta.

Maksudku, mereka masuk karena mereka memiliki kemampuan dan mencurahkan kemampuan mereka (baik itu kecerdasan, atau bakat lainnya, atau bahkan sekedar loyalitas) untuk kepentingan organisasi. Tentu saja pengasahan skill dan pengalaman itu suatu bonus yang tidak bisa dipisahkan saat kita masuk organisasi.

Dan aku pikir tidak salah jika menyebut organisasi semacam BEM itu sebagai miniatur pemerintahan.

Aku sendiri merasakan, bagaimana kita lebih berhubungan langsung dengan birokrasi kampus. Lebih memahami seluk beluk administrasi maupun budaya kampus di sisi luar mahasiswa biasa. Kita menanggapi isu-isu di sekitar kampus dan pemerintahan dengan lebih serius. Menjadi jauh lebih peka dan kritis. Dan juga, mengerti lebih banyak bagaimana cara 'politik' berpikir dan bertindak. 

Begitulah. Seketika aku merasakan duniaku menjadi lebih luas saat masuk BEM. Keasinganku terhadap kampus dengan sendirinya memudar. Ketidakpedulianku juga perlahan terkikis. Kepercayaan diriku tumbuh. Aku jadi lebih bisa menyeimbangkan diriku saat berorganisasi, dan saat bersama teman-temanku. 

Aku tidak lagi kosong. So much experience.

Beberapa orang masih bertanya kepadaku, "Sheren kenapa sama si A (atau B, atau C) masuk BEM?"

Ah, kadang dengan berjalan sendiri, kita lebih bisa mengenali diri sendiri. Sisi mana yang ingin kau tunjukkan, sisi mana yang ingin kau lindungi.

Oh ya, tentu saja aku harus berterimakasih kepada dia yang memberiku energi positif ini. Meyakinkanku bahwa langkah yang kuambil ini bukan langkah yang salah (walaupun aku inget sempat ada kesalahpahaman kecil gara-gara aku sibuk banget waktu itu hahaha). 

Aku sama sekali tidak menyesal dia menyarankanku untuk keluar dari zona nyaman, dan aku juga tidak menyesal sudah memutuskan masuk BEM. Satu hal yang aku ingat pernah kukatakan padanya;

"Sheren mau ada kesibukan, tidak hanya fokus tentang kita berdua melulu. Tapi fokus ke tujuan nyata masing-masing. Supaya setiap kita ketemu, ada cerita-cerita yang bisa kita bagi."

(kalimat di atas sudah disesuaikan bahasanya khusus blog ini, supaya lebih keren aja HAHAHA)

Kalau dipikir-dipikir, masuknya saya ke organisasi kali ini memang punya banyak latar belakang dan tujuan, hehe.

Dan mengenai BEM. Aku tidak bisa memaksa kalian untuk masuk atau tidak ke organisasi. Tapi aku hanya ingin memberitahu, aku sekarang sedang dikelilingi mereka yang cerdas baik secara intelektual maupun emosional. Mereka yang peduli secara nyata terhadap kampus dan negara ini. Bukannya tidak mungkin, tapi akan sulit mendapat semua ini sekaligus saat kita hanya berada di lingkungan kelas, guys.


  • Share:

You Might Also Like

0 comments