Dia Ada

By Sheren - Thursday, January 07, 2021

Saya adalah orang yang percaya bahwa Tuhan selalu berada bersama kita. Mengawasi, mendengarkan, menyayangi. 

Saya juga orang yang percaya bahwa doa dan restu orangtua itu sangat penting. Doa, bagi saya, adalah cara terbaik untuk berinteraksi dengan Tuhan. Berkeluh kesah, bersyukur, meminta sesuatu. Saya pernah membaca sebuah tulisan yang kira-kira isinya begini:

Allah SWT. itu Maha Kaya, pemilik segala alam semesta. Jadi jangan tanggung-tanggung kalau berdoa, jangan ragu untuk meminta banyak, karena Allah SWT. tidak akan pernah kekurangan.

Saya sebenarnya sering, sering sekali berdoa, meminta sesuatu, dan kemudian Tuhan saya dengan segala kemurah hatian-Nya, mengabulkannya saat itu juga. Bahkan bisa dibilang detik itu juga. Ada dua kejadian yang akan saya ceritakan, masih fresh diingatan saya karena belum lama sekali terjadi.

Kisah saya yang pertama, saat saya sedang dalam perjalanan liburan bersama keluarga. Kami di mobil, dan saya duduk di kursi paling belakang, sendirian. 

Ada sesuatu yang membuat saya sedih malam itu. Sedih sekali rasanya, mata saya benar-benar sudah berkaca-kaca. Tapi saya takut untuk menangis--takut ketahuan haha. Dalam hati saya berharap--berdoa. Ya Allah, semoga hujan turun, sebentar saja. Maksud saya ingin hujan turun agar kalau saya tiba-tiba tersedan, suaranya bisa tersamarkan. Saya juga menyukai 'keheningan' yang muncul saat hujan. Lagian, menangis ditemani hujan sungguhlah epic. Saya ingin semesta bersedih bersama saya. (Hehe).

Dan, srrrrrrrr..

Tanpa aba-aba, hujan langsung turun dengan derasnya. Padahal malam itu terlihat cerah. Sepupu saya yang mengendarai mobil juga langsung berceletuk, "Eh, tiba-tiba hujan?"

Luar biasa. Saya tidak jadi meneteskan air mata malam itu. Jangankan menangis. Rasa sedih saya seketika tersapu.

Bagaimana saya bisa bersedih, kalau Tuhan sedang menghibur saya seperti ini?

La Tahzan, Innallaha Ma'ana
Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.

Rasa sedih berubah menjadi rasa terharu.

Hujannya tidak lama, mungkin hanya 2-3 menit setelah itu surut bersama perjalanan kami. Apakah itu sebuah kebetulan? Ya. Kebetulan yang sangat sedemikian kebetulan yang diciptakan Tuhan, di saat saya bersedih dan meminta hujan.




Kisah saya yang kedua, junior saya menitipkan sejumlah uang untuk disumbangkan ke masjid (kebetulan dia non-Islam, jadi dititipkan lewat saya). Saya pun pergi ke salah satu masjid yang kebetulan adalah masjid yang sebelum corona dulu sering saya datangi. Sesampainya di sana, ternyata masjid sedang ramai oleh anak-anak yang sepertinya akan TPA. Saya menyempatkan sholat sebentar, dan setelahnya berdoa, "Semoga saat mau memberikan uang ini ke kotak amal, ruangannya bisa sepi tidak ada orang lain,"

Alasan saya berdoa seperti itu, pertama saya bukan orang yang senang menjadi pusat perhatian. Dan, kotak amal itu berada di dekat pintu di bagian jamaah laki-laki, dan anak-anak ini sedang bermain di sekitar situ. Rasanya tidak nyaman saja harus mengeluarkan uang dan memasukkannya ke kotak di depan banyak orang seperti itu. 

Kalian bisa menebaknya bukan? Tepat setelah saya selesai berdoa dan mau melipat mukenah, tiba-tiba saja anak-anak itu berlarian sambil heboh, "Bapaknya datang! Bapak itu datang." Saya tidak tahu apakah bapak itu adalah ustadz yang mengajar mereka atau penjaga masjid ini. Intinya adalah, mereka terlihat 'takut' sama bapak itu dan buru-buru naik ke lantai dua, kemudian suasana langsung hening dan tenang. 

Bapak itu, yang tadinya mendadak masuk ke dalam ruang masjid, justru malah keluar ruangan entah ke mana. Jadilah saat saya memasukkan uang titipan ke kotak amal, ruangan benar-benar dalam keadaan kosong tanpa seorang pun kecuali saya.

Dan saat saya berjalan melangkah ke pintu keluar masjid, bapak itu muncul lagi, menuju tangga lantai 2 masjid. 

Luar biasa. 

Kadangkala jika kita mengingat, merenungkan, sedikit saja akan Kebesaran Tuhan kita, sungguh kita akan menyadari bahwa Tuhan tidak pernah, tidak akan pernah meninggalkan kita. Tentu saja tidak semua doa akan dikabulkan sesuai keinginan kita--kita tahu persis itu. Doa kita akan dijawab dengan cara-cara terbaik. 

Jujur saya masih bukan hamba yang baik. Jauh, jauh sekali dari kata baik. Agama Islam, harus saya akui, akhir-akhir menerima begitu banyak ujaran kebencian. Dengan bebasnya akses dunia maya, semakin mudah kita mendapat ujaran seperti itu. Kadang iman saya bisa segoyah itu--kembali mempertanyakan ini, mempertanyakan itu. Berusaha mencari jawaban, memaknai segala sesuatu. Tapi berkat kejadian-kejadian 'luar biasa' seperti inilah yang membuat saya selalu yakin dengan Agama dan Tuhan saya. Hal seperti ini juga yang membuat saya belajar untuk ikhlas, untuk percaya bahwa semua pasti ada jalannya. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan.

Menurut banyak orang, mungkin sekedar hujan dan kosongnya ruangan itu adalah hal sepele. Tetapi bagi saya hal-hal 'sepele' itu sangat berarti, untuk menunjukkan bahwa Tuhan mendengarkan bahkan setiap 'keinginan sepele' hambanya. Untuk menunjukkan bahwa saya benar-benar 'berinteraksi' dengan Tuhan saya. Untuk tahu bahwa Dia ada

Sekian. 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments