SNMPTN, SBMPTN, dan STAN

By Sheren - Wednesday, June 14, 2017

Mau curhat sedikit ya hehehe, 
Kira kira sudah lebih dari sebulan sejak aku dinyatakan lulus dari sekolah. Tentu ada banyak yang hal yang terjadi berkaitan dengan masuk ke Universitas dsb.

Jadi begini, sudah sejak kelas dua, aku secara intensif membujuk mamaku agar aku diperbolehkan kuliah di Jawa—sebut aja UGM, atau UNS, UB, dll dll. Tapi mamaku benar benar tak berkutik. Tetap melarangku buat kuliah di Jawa—kecuali di PKN STAN, itupun mamaku masih berharap supaya kalo aku lulus STAN, aku tetep di Pontianaknya, (Iya, STAN ada yang di Pontianak, D1.) STAN adalah Sekolah Tinggi untuk D4, D3, dan D1 dan berada dalam naungan kementrian keuangan alias termasuk Sekolah Kedinasan. Banyak banget loh orang yang mau masuk sini.

Oh iya, aku gagal lulus SNMPTN meskipun dapat kuotanya yang 50% itu._. Rasanya agak jengah sih, tetapi karena waktu itu aku bersama teman temanku, jadinya rasa sedih cepat tergantikan dengan tawa. Aku nyesek karena aku bahkan enggak milih ke Jawa, semua pilihan Universitas kupilih di sini-_- . Buat yang belum tahu, SNMPTN adalah jalur masuk ke PTN lewat undangan, dimana kita diseleksi lewat nilai raport kita, sehingga kita tidak perlu tes lagi jika kita lulus ini. And fyi, kuota SNMPTN terus menurun selama 2 tahun terakhir. Awalnya 100% , lalu turun ke 75% untuk sekolah akreditasi A, dan sekarang 50% untuk akreditasi A. Sekolah dengan akreditasi di bawah A tentu saja kuotanya lebih kecil. 

Lalu STAN, aku awalnya agak ragu mau STAN, sehingga niat itu benar benar terlaksana baru sekitar sebulan dua bulan sebelum pendaftaran STAN.  Setelah berdiskusi panjang dengan orangtuaku hahaha.

Btw, aku gagal di Tahap 2 tes STAN, tapi kupikir enggak ada salahya menceritakan ini.
Nah, pokoknya nih, karena kayaknya mamaku ingin banget aku masuk STAN dan kupikir enggak ada ruginya mencoba dulu karena dulu waktu kelas 10 SMA pun aku sempat kepengen, maka aku pun mencobanya.

Pada akhirnya, aku pun benar benar serius dalam mempersiapkan diri menghadapi tes masuk STAN hahaha.

Seberapa serius? Sangat serius, sampai sampai aku enggak peduli sama sekali buat belajar untuk Ujian Nasional dan SBMPTN. Untunglah Ujian Nasional sekarang enggak menjadi penentu kelulusan.

Tapi aku yakin, kalian enggak perlu mengabaikan Ujian Nasional cuma demi STAN. Aku mengabaikannya karena tak lain aku terlalu telat buat belajar untuk STAN. Jadilah, waktu les tambahan untuk UN di sekolah, bukannya dengerin guru mengajar materi untuk UN atau ngerjain soal latihan yang dikasih guru, aku malah sibuk ngerjain soal soal latihan STAN. Tiada hari tanpa soal STAN waktu itu. Tetapi aku ngerjainnya tetap santai banget sih. Guru les privatku dan beberapa media di internet menyarankan untuk berlatih dalam waktu, tetapi aku enggak sanggup melakukannya hehe. Daripada itu, bahkan satu soal matematika dasar saja bisa kukerjakan satu jam karena enggak paham paham. Jadi di awal awal, dalam satu hari palingan aku cuma bisa ngerjain di bawah sepuluh matdas, kemudian alhamdulillah bertambah seiring perkembangan. Aku bukan anak pintar, jadi maklumin saja hahaha.

Aku enggak les secara khusus untuk tes tahap satu, hanya guru privatku yang alhamdulillah membantuku sekitar 2 kali pertemuan terakhir les kami. Dia banyak mengajarkan tips, lalu memberiku kunci jawaban detail dari soal tryout stan, yang sangat membantu, Untuk menghapal sinonim antonim, aku mengakalinya dengan banyak banyak membuat puisi aneh hehehe.
Jujur, aku enggak mengisi banyak pas hari tes tahap satu tiba. Hanya lewat sedikit dari nilai mati, dan itu langsung membuatku enggak percaya diri karena pas selesai, aku melihat kertas jawaban orang lain, rata rata banyak sekali terisi._. Tetapi ternyata lulus.

Tes kedua, aku latihan berlari sih, tetapi aku memang lemah sekali di bagian ini. Sebenarnya, aku bahkan sudah lebih lama latihan lari daripada latihan soal, tetapi baru lari sepuluhan menit, rasa mual dan pusing berkepanjangan menerpaku, belum lagi pada suatu hari aku pernah terjatuh (pas SMP) sehingga jika aku terlalu memforsir lariku, kakiku akan sakit sekali, sampe rasanya enggak bisa dipijakin ke lantai. Jadi enggak heran, akhirnya aku gagal.

Sedih sih. Siapa yang enggak sedih coba gagal di tahap kedua hahaha. Yang paling membuatku sedih adalah, aku mengecewakan orangtuaku. Mamaku benar benar syok waktu aku bilang aku enggak lulus, dan mamaku bilang, “Aduh, hampa rasenye Mama pas dengar Sheren dak lulus nih,” . Dan mamaku memang kelihatan enggak semangat sekitar satu dua hari, hahaha. Kalau aku ikut tes itu diam diam, mungkin suasana hatiku bakal lebih baik. Btw, mama memintaku mencoba tahun depan, tapi entahlah.

Nah, sekitar seminggu setelah pengumuman itu, tes SBMPTN bakal diadakan di seluruh Indonesia. Tetapi rasanya aku udah enggak sanggup, apalagi aku hampir enggak ada belajar untuk SBMPTN hahahaha. Seriusan, saking fokusnya aku sama STAN, aku benar benar mengabaikan hal lain. Belajar SBMPTN itu selingan saja.

source :dokumen pribadi


Aku ingin les sama guru privatku lagi, namun tetap saja, moodku untuk belajar benar benar hilang. Aku juga mencoba mencari suasana baru seperti ke perpustakaan, tetapi akhirnya aku cuma baca baca sekilas tanpa mencoba mengingatnya. Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris aku abaikan sama sekali, begitupun dan sosiologi. Untuk matematika aku hanya mempelajari sedikit materi dari catatan kelas 3 dan dari guru les privat dulu, itupun hanya menghapal rumus dan enggak mencoba memperdalami, padahal guru privatku bilang, soal soal SBM matematika itu jauh lebih dalam materinya. Yang nyaris kupelajari sungguh sungguh hanya Sejarah, sambil meratapi diri kenapa aku enggak dibolehin milih jurusan Arkeologi atau Ilmu Sejarah. Geografi dan ekonomi kupelajari yang aku suka saja. Kumpulan soal dari buku persiapan SBMPTNKU yang dibeli seharga hampir 200rb nyaris bersih dari coretan.
Pilihan SBMPTN ku tidak berbeda dari SNMPTN, hanya ditambah satu :

1.      Akuntansi Universitas Tanjungpura Ptk (UNTAN)
2.      Hukum UNTAN
3.      Administrasi Negara UNTAN

Soal SBMPTNnya.... yah, lumayanlah. Ada beberapa yang benar benar bisa kukerjakan, bukannya karena aku belajar seminggu terakhir, tetapi karena kebetulan dikepalaku terngiang penjelasan guru tentang materi yang sama. Serius, aku bisa mengerjakan beberapa soal itu lebih karena ingatan penjelasan guru yang tiba tiba muncul di otak, daripada apa yang kupelajari seminggu terakhir. Dan sisa soal lainnya kuisi dengan feeling ketidakpedulian hehehe. Jadi waktu teman temanku bilang soalnya susah, aku lebih banyak tersenyum dan mengiyakan saja. Masalahnya adalah, aku tidak benar benar yakin dengan soal itu, kebanyakan ngisi dengan feeling hahahahahaha. Jadi aku tidak tahu itu sebenarnya susah atau enggak.

Dan aku sudah tidak punya harapan dengan SBMPTN ini. Bagaimanalah mau berharap lagi jika; SNMPTN enggak masuk, STAN enggak lolos, nyaris enggak ada belajar untuk SBMPTN, dan mengerjakan banyak soal dengan feeling?

Aku bahkan sudah bilang Mamaku bahwa  aku pasti lewat jalur mandiri hahaha. Emang anak gatau diri ya>,< jalur mandiri kan mahal banget.

Tetapi Tuhan selalu punya kehendak lain. Alhamdulillah aku lulus, dipilihan pertama pula hehehehe. Mungkin ini juga hadiah dan hiburan setelah gagal di SN dan STAN. Aku lumayan suka sama Akuntansi sejak diajar Pak Sukran di kelas 2. Akuntansi adalah satu satunya alternativ yang aku inginkan banget setelah aku gagal menggapai cita citaku untuk masuk FKIP dan Sejarah._.

Jadi begitulah, aku diberi 3 kesempatan yaitu SNMPTN, STAN, dan SBMPTN, dan alhamdulillah aku lulus di kesempatan ketiga yaitu SBMPTN, di Jurusan Akuntansi, dan ada beberapa teman yang kukenal juga masuk sana. Lega rasanya sudah ada kepastian, dan enggak perlu belajar lagi untuk jalur mandiri.

Yeay, meskipun untuk S1 aku di kampung sendiri dulu, semoga saja aku bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di Jawa atau bahkan di luar Indonesia! Aamiin!!


Bagaimana dengan kalian? Selamat ya buat yang lulus SBMPTN. Buat yang belum, jangan kecewa! Ada banyak cara (halal) lain untuk masuk Universitas, bahkan tahun depan pun bisa!


Ah, buat yang belum tahu apa itu SBMPTN, maka itu adalah jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui tes nasional. Tahun ini, ada 148.066 peserta yang lulus SBMPTN atau (hanya) 14,36% dari 797.738 pendaftar SBMPTN. Banyak sekali bukan yang gugur? Ngeri. Maka dari itu, buat kalian yang masih SMA dan mau masuk PTN, rajin rajinlah belajar, jangan kayak aku hahahahahaha. Juga jangan sia siain kalo kalian lulus SBMPTN. Banyak loh yang berharap lulus, jadi kalian dan aku yang lulus ini termasuk beruntung. Apalagi menurut kabar, mulai tahun ini, sanksi akan dikenakan kepada sekolah yang siswanya 'mengabaikan' kelolosan SBMPTN / enggak daftar ulang. Sanksinya bisa saja hanya peringatan, tapi bisa juga blacklist. 

  • Share:

You Might Also Like

4 comments

  1. tahun depan...coba stan lagi yes, mangat!!

    ReplyDelete
  2. Berarti boleh ikut STAN dulu y
    Kalau gak lolos boleh ikut SBMPTN
    Makasih loh atas ceritanya😊😊

    ReplyDelete
  3. Bisa tidak ya daftar STAN menggunakan SBMPTN?

    ReplyDelete