Memulai Lagi

By Sheren - Tuesday, January 03, 2023

2023.


Lagi-lagi, satu tahun sudah terlewati. Tahun 2022 rasanya kulalui dengan susah payah dan berdarah-darah. Bahkan tahun 2022 itu jauh lebih susah daripada tahun 2021 di mana aku berfokus pada skripsi dan CPNS. Aku ingat di bulan pertama 2022 saja aku banyak stres dan menangis ahaha. Waktu itu tampaknya tekanan untuk segera bekerja sangat besar. Aku stres sekali karena aku tidak lolos CPNS di akhir 2021 dan hingga awal 2022 belum juga dapat pekerjaan.

Kemudian akhirnya, aku mendapatkan pekerjaan yang cukup bagus meskipun lumayan jauh dari tempatku tinggal (sekitar 30 menitan). Orang-orang di tempat kerjaku cukup baik. Memang banyak hal yang terjadi yang membuatku menyadari bahwa manusia itu hatinya dengan mudah dibolak-balikkan, termasuk aku sendiri. Tetapi aku tetap menganggap tempat kerjaku yang pertama adalah pengalaman yang luar biasa untuk seorang fresh graduate. Setidaknya di sana, aku diterima dan dibimbing, terlepas dari seluruh drama yang ada.

Singkat cerita, aku ditawarkan untuk bekerja di Jakarta. It's a big chance right? Tidak semua orang mendapatkan pekerjaan di Jakarta semudah ini, dengan segala fasilitas yang sudah disediakan dan benefit yang ditawarkan. Akhirnya akupun pergi ke Jakarta. Tapi Oh my God, auto kena mental aku kerja di Jakarta. Salahku sepertinya, pergi tanpa memahami benar risk and return dan hanya bermodal "cincai sajalah". Aku bekerja di sini kurang lebih di bagian sekretaris include keuangan. Konsep kerja di Jakarta itu.....berbeda. Terjun langsung dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis di Kota Metropolitan membuatku gila di sini. It's absolutely insane, I tell you. Ada hari-hari di mana paginya aku di Jakarta Barat, siang di Jakarta Timur, lalu tiba-tiba di Bogor. Oh my... Belum lagi sistemnya, yang kadang membuatku menjadi sosok yang berbeda.

Selain itu, lingkungan di Jakarta juga tidak cocok denganku. Intinya tidak ada yang kusukai dari Jakarta. Aku yang menyukai kesendirian bahkan merasa kesepian sekali di sini. Belum lagi konflik-konflik sosial yang juga menggores perasaan-perasaan. Intinya, hidup di Jakarta 180 derajat berbeda dari ideologi dan tujuan hidupku. Hampir setiap harinya di Jakarta beberapa bulan ini hidupku berurai air mata, berkali-kali menatap lama Halod*c untuk menguatkan diriku agar menghubungi psikolog--walaupun akhirnya tidak kulakukan, dan memilih menelfon orangtuaku ahaha.

Aku memilih mundur. Here we go Pontianak, I'll go back for you.

Khusus untuk my special relationship dengan doi, tahun ini tampaknya juga cukup banyak pasang-surut yang terjadi. Entahlah, rasanya hal paling sepele di tahun ini pun bisa memicu gempa dalam hubungan kami. Untunglah we can handle all of that before the worst happened. Gila bukan? Seakan-akan semua hal menerjangku di tahun 2022.

Tadinya, di akhir 2022, dengan segala yang sudah terjadi, aku terbayang-bayang bahwa 2023 akan jauh lebih sulit lagi.

Tapi entah bagaimana, begitu melewati tahun baru, aku merasa...optimis. Atau mungkin lebih tepatnya, aku tidak ingin pesimis saja. Aku ingin memperbaiki semuanya. Pola hidupku, kesehatan mentalku, kontrol emosi diriku, juga finansial. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan-kesalahan dan semua drama yang kualami di 2022. Mengingat umurku sudah hampir seperempat abad, serta belum banyak goal yang tercipta dari hasil kerja kerasku sendiri, tampaknya sudah saatnya aku bergerak dan memulai sesuatu, bukannya bergantung pada arus yang membawaku. 

Aku...benar-benar harus bertekad. Aku tidak mau melalui 2023 ini begitu saja. Harus ada sesuatu. Harus ada sesuatu yang kucapai.

Untuk itulah, rasa-rasanya aku akan membuat resolusi / goals untuk tahun ini. Setidaknya ada 'path' yang akan menuntunku menuju akhir tahun ini. Karena jujur saja, aku sudah menyia-nyiakan 2020 - 2022 ku dengan hidup tanpa tujuan--ataupun punya tapi tidak begitu strict dengan target yang aku buat.

But not  this year, I will--with super extra seriously, grab my target.

Untuk pola hidup, sudah waktunya aku memulai hidup sehat secara fisik. Tampaknya kesehatan fisikku rada menurun setahun terakhir, terutama mungkin diakibatkan stres dan kurangnya olahraga. Tahun 2023 ini kayaknya ada akan mulai mengurangi minum yang manis-manis. Sebenarnya aku sudah mulai melakukan ini di akhir November 2022 sih, aku tidak minum manis kecuali ada yang membelikan. Tetapi untuk makanan, aku masih lumayan sering makan yang manis-manis. Tahun 2023 kayaknya benar-benar harus menguranginya. Dan, aku membaca banyak tentang orang-orang yang terbiasa berjalan kaki setidaknya 12.000 langkah dan itu mengejutkanku--bahwa ternyata itu biasa saja bagi mereka! Bukan olahraga! Jadi 2023 adalah waktunya mengurangi makanan manis, dan olahraga! Waktunya menurunkan BB!

Untuk otak--yak kalian tidak salah baca, untuk otak, kayaknya aku mesti kembali rajin membaca dan menulis. Akhir-akhir ini aku merasakan otakku lelet bet. Biasa pembicaraan orang lewat begitu saja tanpa aku benar-benar fokus mendengarkan. Hal-hal yang barusan kulihat/kubaca seringkali kulupakan, pokoknya kayak udah menahun. Tahun 2023 aku akan mulai membiasakan diri membaca sesuatu yang non-fiksi, mungkin seperti buku-buku yang dapat membuatku improve diri. Aku memang tidak lagi membeli buku sejak 2019? Jadi sepertinya mulai 2023 aku akan menyisihkan uang untuk membeli buku lagi, tapi kali ini bukan novel (tapi ini liat dulu sih gue dapet kerja atau engga akwowk). Aku juga bakal mulai rajin menulis lagi di blog ini.

Khusus untuk blog ini, aku sedang berpikir bahwa aku akan kembali mengisi blog seperti tujuan utamaku buat blog ini--yakni sesuatu yang bermanfaat. Bukan sekedar curhatan, tetapi benar-benar yang 'mengenyangkan' untuk dibaca orang lain seperti tentang ekonomi--sesuai dengan ilmuku, puisi, ataupun hal-hal sosial yang sedang terjadi di sekitar.

Untuk finansial, AKU HARUS DAPET KERJA. Tahun ini ada kabar baik berhembus di mana sepertinya pemerintah membuka lowongan kerja. Jadi aku benar-benar akan serius untuk belajar dan mengimprove diri supaya bisa diterima. Di sisi lain aku juga tetep cari lowongan di Pontianak. Tidak lagi coba-coba berhadiah, tapi benar-benar serius untuk meraihnya. Dan aku bener-bener harus mengelola uang yang kudapet supaya ga seboros dulu. Dulu aku sering banget nongkrong dan jajan (aku suka ngemil), kek kalo udah jalan sama pacar, dahlah bybye money. BUT NOT THIS YEAR! I will fight my lambung dan mulut supaya kagak kebawa nafsu mikirin makanan. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan tapi tidak ada uang aku tidak bisa beli apapuuun, jadi aku akan berusaha cari uang. Jujur ada beberapa barang yang ingin kubeli sejak lama untuk improve skill tapi sampai sekarang belum terbeli juga, jadi tahun ini HARUS BISA. 

Untuk hobiku? Yah hobiku berhubungan dengan barang yang ingin kubeli dan peningkatan skill tadi. Aku senang sekali menggambar dan mendesign, tapi aku cuma bisa meningkatkan skil designku jika barangnya juga mumpuni. Tapi aku benar-benar ingin menghasilkan sesuatu dengan hobiku ini, entah duit--entah akun instagram berfollowers banyak? Haha.

Untuk yang terkasih dan tersayang yakni mentalku. Jujur bagian ini masih jadi bagian abu-abu untukku. Bagaimanakah sejatinya memperbaiki hati, perasaan, dan emosi kita? Bagaimana caranya agar tidak mudah menangis saat jatuh? Bagaimana caranya agar tidak mudah terluka saat tergores? Bagaimana caranya agar tidak pilu membiru, tapi cerah menguning #apaansihwoy. Aku merasa aku tidak bisa sukses sepenuhnya dengan diriku sendiri jika emosiku saja masih mengikuti instruksi faktor eksternal. Alias sikap orang dan keadaan luarlah yang mengontrol emosiku! Aku merasa aku tidak memiliki kendali untuk hal ini dan ini sangat-sangat buruk. Aku terkadang merasa marah...untuk kegagalanku, merasa kecewa untuk ekspetasiku. Sulit untuk legowo, untuk ikhlas.

Sebenarnya salah satu cara yang kupikirkan adalah dengan membaca buku-buku. Ya, seperti yang sudah kutulis di atas sebelumnya. Buku tentang self-improvment tampaknya bisa membantuku menjadi pribadi yang lebih baik. 

Aku hanya mengingat ini; dengan menjadi pribadi yang buruk, aku tidak bisa membahagiakan orang lain. Aku benar-benar harus menjadi pribadi yang lebih baik dan bahagia.

Untuk kehidupan beragamaku. Tampaknya aku juga harus memperbaiki hal ini. Aku sekolah di sekolah Agama sampai SMP, kemudian sekolah umum (tetep dapat pelajaran agama), dan saat perkuliahan juga bukan kampus berbasis agama di mana mata kuliah agama hanya ada di semester pertama. Awalnya, aku berpikir dengan adanya bekal studi agama selama 9 tahun dari bocah, itu sudah cukup untuk menjadi basis berpikir dan bertingkah laku. Tapi tampaknya semakin ke sini jujur saja, semakin tumpul ilmuku tentang agama. Aku hanya menjalankan yang wajib-wajib saja. Mungkin sudah waktunya aku mendalami agama sebagai kebutuhan--bukan lagi sekedar kewajiban. Rasanya emang agak-agak mengerikan selama beberapa waktu belakangan aku terlena dengan kehidupan duniawi dan beribadah sekedarnya saja. Aku ga ngerti sih cara ikut kajian gimana? Tapi aku berencana memulainya dengan menonton youtube. Mhuehe. Soalnya kalo langsung ikut kajian juga...takutnya semangatku langsung meredup. Percayalah, ikut les aja aku suka enggan, lebih suka belajar sendiri atau guru privat.

Kemudian, untuk relationshipku dengan doi. Kita sudah menghabiskan waktu bersama selama bertahun-tahun, dari aku masih mahasiswa baru nan polos hingga sudah kerja ini. I think he's the best decision I ever made in my life, dan kuharap tetap begitu ke depannya. Dia sudah yang terbaik yang bisa kumiliki, jadi hal yang harus aku--atau kami berdua perbaiki tampaknya adalah bagaimana menyikapi setiap hambatan yang ada. Untukku sendiri, ke depannya aku berpikir untuk mengurangi intensitas bertemu, tidak seperti dulu. Dulu kayak 3x seminggu akwowkwowokwo. Setelah LDR aku menyadari bahwa tidak bertemu untuk waktu lama pun semua akan baik-baik saja. Toh doi sepertinya akan merantau juga. Sudah waktunya kita fokus dulu ke mimpi masing-masing yang sempat tertunda.

Begitulah. Tampaknya cukup banyak ya? Karena memang hidupku beberapa tahun terakhir 'tidak terurus' jadi ada banyak yang harus diperbaiki. Tapi aku benar-benar ingin OPTIMIS tahun ini. Dan percayalah, aku selama ini benar-benar hampir tidak melakukan apapun  (kecuali saat kerja). Aku benar-benar tidak meng-upgrade diri. Leha-leha di kasur, nongkrong, main game. Gitu-gitu saja. Aku sudah akan mencapai umur 24 tahun, tidak mungkin aku terus bersantai. Sudah waktunya mencapai sesuatu yang bisa diceritakan.

Semoga tahun ini lebih baik!


  • Share:

You Might Also Like

0 comments