Review Novel - The School for Good and Evil

By Sheren - Tuesday, November 11, 2014




Judul : The School for Good and Evil (Sekolah Kebaikan dan Kejahatan)
Penulis : Soman Chainani
Penerbit : Bhuana Sastra
Tebal : 580 halaman

Di hutan purbakala
Berdirilah sekolah kebaikan dan kejahatan
Dua menara bagai kepala kembar
Satu untuk yang tulus
Satu untuk yang keji
Sia-sia mencoba kabur
Satu-satunya jalan keluar adalah
Melalui dongeng
Awalnya saya engga ada niat mau beli novel ini, bahkan saya engga ngelirik sama sekali, soalnya sebelum ini saya berencana untuk beli novel lain. Tapi karena novel yang saya incar udah habis, yaudah deh saya beli ini, kayaknya bagus juga kalo dilihat-lihat.

Sinopsis :

Tahun ini, Sophie dan Agatha digadang-gadangkan menjadi murid Sekolah kebaikan dan Kejahatan yang legendaris, tempat anak-anak laki-laki dan perempuan dididik menjadi pahlawan dan penjahat dalam dongeng. Dengan gaun pink, sepatu kaca, dan ketaatannya pada kebajikan, Sophie sangat yakin akan menjadi lulusan terbaik Sekolah Kebaikan sebagai putri dalam dongeng. Sementara itu, Agatha, dengan rok terusan warna hitam yang tak berlekuk, kucing peliharaan yang nakal, dan kebenciannya pada hampir semua orang, tampak wajar dan alami untuk menjadi murid Sekolah Kejahatan.

Namun, ketika kedua gadis itu diculik oleh Sang Guru, terjadi sebuah kesalahan. Sophie dibuang ke sekolah kejahatan untuk mempelajari Kutukan Kematian; sementara Agatha masuk ke sekolah kebaikan bersama para pangeran tampan dan putri cantik mempelajari Etiket Putri. Bagaimana jika ternyata kesalahan ini adalah petunjuk pertama untuk mengungkap diri Sophie dan Agatha yang sesungguhnya?

Awal ketertarikan saya disini, karena covernya, yah, saya termasuk penggemar berat cover-cover yang wow, memang sih sempat ragu untuk membelinya, tetapi karena tergoda pake banget dengan covernya itu, akhirnya saya beli juga. Dan tentu saja, saya enggak menyesal karena sudah membelinya.

Cerita novel ini bermula di suatu desa di 'Hutan Tak Bertepi' . Saat itu sudah di tahun ke-4 sejak terakhir kalinya 2 orang anak berumur diatas 12 tahun diculik. Yup, setiap 4 tahun sekali, akan ada dua orang anak yang diculik dari desa itu, penculiknya tak lain tak bukan adalah 'Sang Guru' sosok misterius yang hanya menampakkan bayangannya saja.

Ada beberapa hal ganjil yang terjadi di desa ini, pertama, warga di desa itu tidak akan pernah bisa keluar dari desa itu. Coba saja kau menyusuri hutan semalaman, tepat saat kau mengira kau menemukan tanda-tanda kehidupan sebuah desa lain dan mencoba untuk memasukinya, maka seketika itu juga kau akan kecewa berat, karena desa itu tak lain tak bukan adalah desamu sendiri yang kau tinggalkan. Ya, sekuat apapun kau berusaha untuk menyusuri hutan itu, kau pasti akan kembali lagi ke desamu.

Kedua, setiap beberapa waktu sekali, toko buku di desamu akan kedatangan setumpuk buku baru yang tak di pesan, dan anehnya lagi, buku-buku itu adalah kumpulan dongeng. Usut punya usut, buku itu dikirim dari Sekolah Kebaikan dan Kejahatan. Tetapi, untuk apa mereka mengirim buku-buku dongeng itu?

Ketiga, setiap 4 tahun sekali, akan selalu ada 2 orang anak yang diculik, anak pertama adalah anak yang baik hati dan berbakat untuk menjadi seorang Putri ataupun Pangeran, anak yang kedua adalah anak yang jail,jahat, atau sejenisnya, yang bisa dipastikan bermain menjadi seorang penyihir, penjahat.
Masih banyak lagi misteri-misteri lain yang terjadi di desa ini.


Pernah mendengar cerita tentang Cinderella? Rapunzel? Hazel dan Gretel? Snow White? Putri Tidur? Nah, ternyata, kisah-kisah ini bukan sekedar kisah fantasi karangan para penulis, akan tetapi kisah-kisah ini benar-benar terjadi! Di Sekolah Kebaikan dan Kejahatan lah awal mula sebuah dongeng akan terjadi, anak-anak itu awalnya diculik dari desa, kemudian para murid yang diculik itu akan didik sehingga benar-benar mencari tahap yang diinginkan, yang baik didik semakin baik, yang jahat dididik untuk menjadi semakin jahat, hingga kemudian mereka akan dilepas ke Hutan luar (lupa nama hutannya apa) untuk menjalani dongeng yang sesungguhnya! Satu-satunya cara untuk 'menyelesaikan' dan 'memenangkan' dongeng adalah dengan mengalahkan pihak lawan. Yang menulis semua dongeng ini adalah Storian, sejenis pulpen ajaib kalo bahasa modern-nya.

Kembali lagi ke cerita Sophie dan Agatha, mereka berdua benar-benar tidak menyangka akan masuk ke sekolah yang tidak mereka inginkan. Sophie yang sangat ingin masuk sekolah kebaikan dan sudah berusaha sekuat tenaga agar selalu melakukan kebaikan selama hidupnya di desa malah masuk sekolah kejahatan, sedangkan Agatha yang tidak perduli dengan dongeng, keberadaan sekolah itu, serta sangat membenci orang-orang lain, tak disangka malah masuk ke sekolah kebaikan, yang juga sangat dibencinya.

Disinilah, semua 'sifat sejati' mereka mulai tampak, Sophie yang dari luarnya kelihatan baik itu, ternyata tidak tulus melakukan semua kebaikannya, dia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya, meski harus melalui cara yang tidak dianjurkan, dia melakukan semua kebajikan-kebajikan itu karena terpaksa, karena ingin masuk ke sekolah kebaikan. Sophie bahkan bisa kita juluki 'penjilat' hanya mengambil keuntungan dari pertemanannya dengan orang lain.
Sedangkan Agatha, well, awalnya dia memang kelihatan buruk. Tetapi sebenarnya dia sangat.... cocok untuk dikatakan baik, dia senang menolong sahabatnya, Sophie, rela berkorban demi temannya, berhati tulus, dan sangat perhatian. Lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.

Walaupun begitu, mereka berdua tetap bersahabat dan berusaha untuk kembali ke desa mereka, tetapi tentu saja rencana mereka tidak berjalan semulus itu, ada saja yang mengacaukan mereka, entah Sophie itu sendiri, entah orang lagi. Intinya, seperti ada yang sengaja menghalang-halangi kepulangan mereka.

Disinilah petualngan mereka mulai, mencari-cari alasan kenapa harus mereka yang diculik dan dibawa ke sekolah itu, mencari cara untuk membawa diri mereka pulang. Serta, mencari tahu, siapakah sebenarnya 'Sang Guru' tersebut. Apakah seorang jahat? Apakah seorang yang baik? Dan terakhir, Apakah nanti mereka berhasil mencapi akhir bahagia, pulang kerumah?

.......

Cerita ini keren banget, penulisnya memiliki fantasi yang hebat banget, alurnya pas, tidak terlalu laju dan tidak juga terlalu lambat serta bertele-tele. Dia mampu menjelaskan detail-detail kecil yang membuat kita mengerti banyak hal, menggambarkan sifat tokoh dengan baik, yah.. pro deh pokoknya. Setiap bagian ceritanya selalu membuat penasaran, sampe tau-tau kita udah diujung cerita, dan, yang lebih menyebalkan lagi, diujung cerita pun, aku masih penasaran sekali ! Enggak sabar nunggu buku keduanya ada di Gramedia Pontianak,

Kalo boleh rating (ini pertama kalinya saya nge-rating buku) , bisa dibilang buku ini, dari cover sampai isi ceritanya, ratingnya 4 dari 5. Kalian pasti suka sama buku ini! Baca aja.

  • Share:

You Might Also Like

6 comments

  1. Kak, maaf kak, mungkin kakak salah membaca nama, harusnya namanya itu Sophie, bukan Shopia kak :D

    ReplyDelete
  2. @Lanyca : Ah iya maap, e malah keganti a hahaha..

    ReplyDelete
  3. iya bener bukunya seru.banget bikin penasaran.

    ReplyDelete
  4. kalo boleh tau tokoh utama dan kedua itu siapa aja yah ??

    ReplyDelete
  5. kalo boleh tau tokoh utama dan kedua itu siapa aja yah ??

    ReplyDelete
  6. @Fatiyah : Tokoh utamanya Sophie dan Agatha...

    ReplyDelete