A Short Letter For My Teachers

By Sheren - Sunday, September 21, 2014

Dear, guru-guru saya. Apakabar? Semoga kalian baik-baik saja.
Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada kalian, mungkin penting, mungkin tidak, saya hanya ingin menyampaikannya..
Bapak, Ibu.. Guru saya tersayang, kita semua tahu tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, tiga tahun amatlah lama sehingga saya seperti ini.....
Menit demi menit kita lewati, minggu demi minggu kita lewati, hingga bulan berganti tahun. Waktu terus bergulir guruku, itu bukan waktu yang singkat, pernah ada amarah, pernah ada tawa, air mata...
Tetapi entah mengapa, di waktu-waktu yang mereka katakan lama itu, terasa amat sebentar saya rasakan, terasa amat sebentar saat saya bersama kalian.. saat saya menghabiskan waktu-waktu terbaik saya untuk belajar dari kalian.
Pak, Bu, di saat-saat itu, pendapat kita seringkali amat berbeda, saat kita terkadang sama-sama menganggap pendapat kita yang paling benar, mempertahankannya, hingga sama-sama merasa jengkel, entahlah...
Jujur, tentu saya pernah merasa kesal dengan kalian, merasa kalian telah salah pada saya, tidak menyayangi kami murid-murid kalian, tidak adil. Tapi perbandingan antara kita pastilah jauh sekali, guruku. Kami pastilah lebih sering menyakiti kalian dengan cara kami sendiri, sengaja atau tidak. Dan perasaan marah saya hanyalah perasaan anak-anak yang selalu ingin dituruti keinginannya..  Jadi kami, terutama saya, benar-benar minta maaf kepada kalian, guru-guru terbaik saya, atas beberapa keadaan saat mungkin kami menyakiti kalian, melawan kalian.
Walau ‘mungkin’ kita terkadang sama-sama menyebalkan. Saya saaaaaangaaat menyayangi kalian. Sungguh. Kalian adalah orang yang sangat saya hormati, saya kagumi, saya idolakan. Kalianlah inspirasi saya. Kalianlah salah satu orang dimana saya ingin berlari memeluk kalian, lantas berbisik mengucap terimakasih, betapa saya amat menyayangi kalian, mencintai kalian sebagai guru kami. Betapa saya akan merindui kalian nanti saat saya mungkin telah pergi jauh, menggapai cita-cita.
Terimakasih, terimakasih untuk tiga tahun yang panjang ini, terimakasih telah membuat saya menjadi sosok yang berharga, yang spesial, yang dapat mengerti, yang dapat memahami.
Terimakasih, karena telah mengantarkan saya untuk menggapai langit, mengambil segumpal awan, bersenang-senang bersama burung yang terbang diangkasa, menikmati indahnya pelangi, sedangkan kalian tetap rela menginjak bumi, ikut tersenyum senang, mendongak menatap saya, kami, yang telah terbang jaaauuuuh ke langit.
Bapak, Ibu, kalianlah yang paling kaya hatinya, kalianlah yang paling luas hatinya, kalianlah orang yang paling dermawan yang pernah saya temui, tulus sekali mengajar kami, lapang hati memberikan kami ilmu yang amat berharga...
Terimakasih... kalian adalah orang-orang hebat, luar biasa, keren, menaungi saya dan teman-teman agar terlindung dari kejahatan duniawi, menjadi tembok kokoh disekitar kami, lewat ilmu yang kalian berikan, lewat pengertian dan pemahaman yang kalian ajarkan.. sungguh beruntung saya memiliki guru-guru super seperti kalian, guru-guru terbaik.. yang menyayangi kami, yang melindungi kami..
Terimakasih sudah mengajarkan saya kejujuran dalam artian yang sebenarnya, mendorong saya untuk melewati setiap ujian sulit dengan ketulusan, pengertian, kesabaran, dan terutama kejujuran.. Terimakasih, karena telah menjadi pahlawan untuk saya, untuk kami...
Maafkan saya juga, karena saya tidak dapat mengucap begitu banyak kata maaf dan terimakasih secara langsung, jujur saja, saya amat malu melakukannya, jadi hanya lewat tulisan inilah saya bisa berkata-kata, tanpa ada yang bisa melihat air mata yang menetes, ataupun wajah yang merah padam. Semoga saja tulisan ini tersampaikan untuk kalian, semoga saja...
Guru saya tersayang, ada banyak sekali yang seharusnya terucapkan, hitam, putih, warna warni kenangan dan perasaan, selalu banyak kata untuk kalian, sepucuk surat sebenarnya takkan cukup, apalagi hanya dengan untaian puisi yang paling indah sekalipun, tapi kali ini, cukuplah ini yang bisa saya tuliskan. Kalian adalah segala-galanya untuk saya, terimakasih, sungguh terimakasih.

*25 Januari 2014

....

Tulisan asli ini ada dibuku tulis saya tertanggal 25 Januari 2014, kemudian saya posting di blog lama saya beberapa hari setelah selesai ujian nasional, setelah itu, postingan ini saya hapus dari blog lama dan saya pindah ke sini. :)

  • Share:

You Might Also Like

0 comments